Pelaku Usaha Makanan Skala Kecil Paling Terdampak jika Rupiah Jatuh

Andi M. Arief
5 April 2024, 12:15
makanan minuman, rupiah
ANTARA FOTO/Anis Efizudin/rwa.
Ilustrasi. Asosiasi Pengusaha Indonesia atau Apindo memperkirakan pelemahan rupiah selama dua pekan terakhir yang menuju level Rp 16.000 per dolar AS berpotensi memicu kenaikan harga pada kuartal kedua tahun ini.
Button AI Summarize

Gabungan Produsen Makanan Minuman Indonesia atau Gappmi melihat, pelemahan rupiah saat ini sudah memberatkan, terutama untuk perusahaan skala mikro dan kecil. Perusahaan skala menengah dan besar akan ikut kesulitan jika rupiah tembus Rp 16.000 per Dolar Amerika Serikat.

Rupiah konsisten melemah pada 20 Maret 2024 hingga 2 April 2024 menjadi Rp 15.934 per Dolar Amerika Serikat. Bank Indonesia mendata, rupiah menguat tipis menjadi Rp 15.907 pada kemarin, Kamis (4/4).

Ketua Umum Gapmmi Adhi S Lukman mengatakan, pelemahan rupiah menyulitkan industri makanan olahan skala mikro dan kecil. Industri skala mikro dan kecil umumnya memasok bahan baku secara harian atau mingguan. Pada saat yang sama, Adhi menilai industri makanan olahan cukup bergantung pada bahan baku impor.

"Industri-industri kecil ini yang agak rentan dengan pelemahan rupiah, sehingga mereka biasanya menaikkan harga jual atau mengurangi ukuran produknya," kata Adhi kepada Katadata.co.id, Jumat (5/4).

Adhi menjelaskan, industri makanan olahan skala menengah dan besar tidak terlalu terpengaruh akibat pelemahan rupiah saat ini. Hal tersebut disebabkan kontrak pasokan bahan baku jangka panjang yang biasanya dimiliki industri skala tersebut.

Halaman:
Reporter: Andi M. Arief
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...