Pertamina Buka Peluang Impor Minyak dari Rusia Jika Kantongi Restu Pemerintah

Mela Syaharani
14 Januari 2025, 17:27
impor minyak, minyak
ANTARA FOTO/Teguh Prihatna/aww.
Ilustrasi.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia membuka kemungkinan Indonesia membeli minyak di Rusia, menyusul resminya keanggotaan Indonesia di BRICS. Kilang Pertamina Internasional memastikan, dapat memberi kesempatan bagi seluruh jenis minyak untuk dikelola secara efektif dan efisien.

“Proses pengadaan minyak mentah dilakukan dengan mematuhi semua ketentuan yang berlaku, baik secara nasional maupun internasional,” kata Sekretaris Perusahaan KPI, Hermansyah Y Nasroen saat dihubungi Katadata.co.id pada Selasa (14/1).

Selain mematuhi ketentuan, Hermansyah menyebut, proses pengadaan minyak mentah di KPI juga disesuaikan dengan kebutuhan spesifikasi masing-masing kilang, serta mempertimbangkan keekonomian kilang menyesuaikan dengan kondisi pasar.

“Proses pengadaan minyak mentah di KPI juga dilakukan dengan memenuhi standar Good Corporate Governance yang berlaku di perusahaan,” ujarnya.

Peluang Impor Minyak Rusia

Bahlil menyebut potensi impor minyak bumi dari Rusia bisa saja dilakukan selama sesuai aturan. Indonesia selama ini mengimpor minyak dari Timur Tengah, yang sebagian di antaranya mungkin berasal dari Rusia. 

Rencana impor ini, menurut dia, merujuk pada asas politik bebas aktif yang dianut oleh Indonesia. Berdasarkan asas tersebut, Bahlil menyampaikan tidak ada masalah bagi Indonesia untuk menempuh langkah yang menguntungkan negara.

Brasil sebagai pemegang presidensi BRICS tahun ini mengumumkan bahwa Indonesia telah resmi menjadi anggota organisasi internasional tersebut pada 6 Januari 2024. Indonesia disinyalir memiliki peluang mengakses minyak Rusia dengan harga yang lebih murah usai bergabung dengan BRICS. 

Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan, pihaknya masih menakar untung-rugi bagi Indonesia memasok minyak dari Rusia. “Sepanjang itu menguntungkan Republik Indonesia, bisa kita bicarakan. Kalau dapat lebih murah 20 dolar AS atau 22 dolar AS, kenapa tidak?” katanya beberapa waktu lalu.

Reporter: Mela Syaharani
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...