Rupiah Berpotensi Melemah usai Keputusan Perang Dagang Trump

Ringkasan
- Rupiah diprediksi melemah terhadap dolar AS akibat kebijakan kenaikan tarif perdagangan yang diumumkan oleh Presiden Trump.
- Indeks dolar AS menguat, ditambah isyarat Bank Sentral AS untuk mempertahankan suku bunga, memberikan sentimen positif bagi dolar.
- Analis memperkirakan rupiah akan melemah ke kisaran Rp 16.250 Rp 16.350 per dolar AS, namun ada peluang penguatan jika suku bunga Bank Sentral AS turun.

Sejumlah analis memproyeksikan rupiah pada hari ini akan berbalik melemah terhadap dolar AS, setelah menguat pada perdagangan kemarin, Senin (24/2). Hal ini menyusul kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang menyatakan kenaikan tarif perdagangan untuk Kanada dan Meksiko tetap berjalan sesuai rencana.
“Rupiah bisa berbalik melemah hari ini. Indeks dolar AS pagi ini berada di kisaran 106.75 lebih tinggi dari pagi sebelumnya yang di kisaran 106.26,” kata pengamat pasar uang, Ariston Tjendra kepada Katadata.co.id, Selasa (25/2).
Ariston mengatakan, petinggi Bank Sentral AS, Austan Goolsbee secara implisit juga mengisyaratkan bahwa kebijakan Trump bisa menaikan inflasi. Hal ini dipastikan akan memicu bank sentral untuk tetap menahan suku bunga acuannya.
Ia menegaskan, hal tersebut memberikan sentimen positif untuk dolar AS. “Peluang pelemahan rupiah ke arah Rp 16.280 per dolar AS hingga Rp 16.300 per dolar AS dengan potensi support di sekitar Rp 16.230 per dolar AS,” ujar Ariston.
Berdasarkan data Bloomberg pagi ini pukul 09.45 WIB, rupiah melemah 0,1% pada level Rp 16.291 per dolar AS. Mayoritas mata uang Asia juga melemah terhadap dolar AS.
Yen Jepang melemah 0,07%, yuan Cina 0,11%, ringgit Malaysia 0,03%, peso Filipina 0,12%, dolar Taiwan 0,18%, dan baht Thailand 0,1%. Sedangkan dolar Singapura dan dolar Hong Kong menguat masing-masing 0,04% dan 0,01%.
Senada, Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong juga memproyeksikan rupiah akan melemah hari ini. Lukman menjelaskan dolar AS kembali rebound setelah adanya kekhawatiran investor terhadap perang AS.
“Rupiah akan berada pada level Rp 16.250 per dolar AS hingga Rp16.350 per dolar AS,” ujar Lukman.
Di sisi lain, Senior Economist KB Valbury Sekuritas Fikri C Permana memproyeksikan rupiah masih ada peluang untuk menguat pada hari ini. Fikri mengharapkan rupiah bisa melanjutkan penguatan ke level Rp 16.200 per dolar AS hingga Rp 16.300 per dolar AS.
Fikri menjelaskan ada potensi penurunan suku bunga Bank Sentral AS yang bisa menguatkan rupiah. “Terbukanya ekspektasi penurunan Fed Funds Rate dua kali di tahun ini,” kata Fikri.