Metode Diagnosis Baru Deteksi 15 Ribu Kasus Infeksi Virus Corona

Hari Widowati
13 Februari 2020, 14:57
virus corona, penyebaran virus corona, korban jiwa akibat virus corona, metode diagnosis baru virus corona, CT scan virus corona, Tiongkok, jumlah korban virus corona melonjak
ANTARA FOTO/REUTERS/Tingshu Wang
Seorang penjaga memakai masker pelindung berdiri di samping pintu kereta bawah tanah menyusul penularan virus korona baru, di Beijing, Tiongkok, Rabu (12/2/2020).

"Penyesuaian data ini membuktikan bahwa Tiongkok memiliki dua set data untuk infeksi yang telah terkonfirmasi," kata Shih. Angka baru yang disampaikan Komisi Kesehatan Provinsi Hubei menunjukkan sebagian besar kasus terjadi di Wuhan. Namun, Shih mengkhawatirkan daerah-daerah lain di Provinsi Hubei yang belum menyesuaikan datanya dengan metode diagnosis terbaru.

Sebelumnya, otoritas kesehatan setempat mengonfirmasi kasus infeksi virus corona dengan tes RNA (ribonucleic acid). Tes ini membutuhkan waktu beberapa hari untuk diproses sehingga perawatan pasien yang terinfeksi penyakit ini tidak bisa segera dilakukan. Penggunaan CT scan dapat menunjukkan infeksi paru-paru dengan cepat sehingga pasien segera ditangani dan kemungkinan untuk pulih lebih besar.

(Baca: Lonjakan Terbesar Korban Meninggal Corona, Bursa Saham Asia Turun)

Kepala Riset Biosekuriti Kirby Institute di University of New South Wales Sydney, Raina McIntyre, mengatakan jumlah kasus infeksi virus corona di Tiongkok yang tercatat sejak Desember 2019 harus direvisi. "Metode diagnosis yang baru menunjukkan hasil tes yang positif (terinfeksi virus corona), ini berbeda dengan kasus yang terkonfirmasi," kata McIntyre kepada Reuters.

Tes dengan CT scan menunjukkan kasus-kasus infeksi yang tidak disertai gejala-gejala penyakit pneumonia. "Idealnya, kasus-kasus tersebut harus dilaporkan atau kita tidak akan mendapatkan gambaran yang utuh."

Kelangkaan alat tes RNA di Wuhan, yang menjadi pusat dari penyebaran virus corona, menjadi salah satu faktor yang menyebabkan para pasien terlambat didiagnosis dan mendapatkan perawatan medis. Pemerintah Tiongkok menempatkan sekitar 56 juta orang dalam karantina virtual di Hubei sejak akhir bulan lalu. Negara Tirai Bambu itu juga melarang pergerakan jutaan orang lainnya dari kota-kota lain menuju episentrum penyebaran wabah virus corona tersebut.

(Baca: Pasien Positif Corona Usai Kunjungi Bali, Ini Respons KBRI & Lion Air)

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...