Pembahasan Lambat, Negosiasi Dagang AS-Tiongkok Fase II Diragukan
Setelah itu, Tiongkok bisa sedikit mundur dan Trump bisa kembali fokus pada agenda kebijakan dan masalah domestik, kata pejabat itu, yang berbicara dengan syarat anonim.
Trump kemungkinan akan menyerahkan masalah-masalah penting lainnya kepada para pembantu senior, yang kemungkinan akan terus mendorong Beijing atas pencurian kekayaan intelektual A.S., militerisasi Laut Cina Selatan dan catatan hak asasi manusia.
"Segera setelah kami menyelesaikan tahap satu, kami akan memulai negosiasi tahap kedua," kata pejabat administrasi kedua. "Sejauh mengenai waktu ketika kesepakatan fase dua dapat diselesaikan, itu bukan sesuatu yang bisa saya prediksi."
Gedung Putih awalnya berencana merestrukturisasi hubungan Amerika Serikat dengan Tiongkok, termasuk membahas apa yang disimpulkan oleh investigasi Perwakilan Dagang Amerika Serikat pada 2018 mengenai praktik Negeri Tirai Bambu yang "tidak adil, tidak masuk akal, dan mendistorsi pasar."
Masalah menjadi kian pelik ketika penasihat ekonomi Trump terpecah. Beberapa mendorong Trump untuk menyetujui kesepakatan fase satu yang cepat untuk menenangkan pasar dan eksekutif bisnis. Sementara pihak lain menginginkan Trump melakukan perjanjian yang lebih komprehensif.
Sementara itu, pejabat Tiongkok juga menolak keras mengejar perubahan struktural yang lebih besar untuk mengelola ekonomi negaranya dan tampak tidak mau tunduk pada kepentingan AS.
(Baca: AS-Tiongkok Tebar Asa Kesepakatan Dagang, Harga Emas Dunia Melandai)
Mantan pejabat pemerintah dan pakar perdagangan AS di Pusat Studi Strategis dan Internasional, Matthew Goodman mengatakan baik Tiongkok maupun AS memiliki niat serius untuk menyelesaikan pembicaraan perdagangan tahap pertama dengan cepat untuk menenangkan pasar dan meredakan kekhawatiran kebijakan domestik.
Dia melihat ada peluang bagus kedua pihak akan menuntaskan kesepakatan fase satu, tetapi jauh lebih tidak yakin bahwa kesepakatan yang lebih luas dapat dicapai sebelum pemilihan. Satu masalah utama, katanya, adalah terus kurangnya strategi koheren AS untuk berurusan dengan Tiongkok.
"Saya pikir fase satu mungkin akan terjadi karena kedua presiden menginginkannya," kata Goodman pada briefing Kongres pekan lalu.
Namun dia mengatakan Cina kurang bersedia sekarang untuk membuat perubahan struktural.