Huawei Kena Sanksi, Raksasa Produsen Chip AS Berpotensi Rugi Rp 286 T

Hari Widowati
21 Mei 2019, 10:17
Petugas penjualan (kanan) melayani pembeli setelah Huawei P30 dan P30 Pro mulai dijual di toko Huawei di Beijing, China, Kamis (11/4/2019).
ANTARA FOTO/REUTERS/JASON LEE
Sanksi AS terhadap Huawei akan berdampak pada produsen semikonduktor yang selama ini menjadi pemasok bagi perusahaan tersebut.

Potensi Resesi Ekonomi

Kekhawatiran terhadap perang dagang AS-Tiongkok yang berkepanjangan membuat indeks-indeks utama di Wall Street jatuh. Indeks S&P 500 sudah merosot hampir 4% dari level tertinggi sepanjang masa dan mendekati level terendah sejak Desember 2018.

Tim analis Morgan Stanley memperingatkan bahwa runtuhnya negosiasi dagang dan perang tarif yang berlarut-larut antara AS-Tiongkok bisa mendorong perekonomian global menuju resesi. "Jika negosiasi macet, tidak ada kesepakatan yang diraih dan AS menerapkan tarif impor 25% terhadap produk-produk Tiongkok senilai US$ 300 miliar, ekonomi dunia akan menuju resesi," tulis analis Morgan Stanley seperti dikutip Reuters.

Dalam laporan tertulis yang dikirimkan kepada para nasabah, Morgan Stanley menyebut skenario seperti di atas akan membuat Bank Sentral AS (The Fed) untuk memangkas suku bunga acuannya kembali ke level nol persen pada musim semi 2020. Sementara itu, pemerintah Tiongkok diprediksi akan menambah stimulus fiskalnya menjadi 3,5% dari PDB atau sekitar US$ 500 miliar. Otoritas Tiongkok juga akan mendorong pertumbuhan kredit ke level 14-15%.

Dalam skenario menengah di mana AS menerapkan bea masuk 25% terhadap produk Tiongkok senilai US$ 200 miliar, pertumbuhan ekonomi global bisa melambat sekitar 50 bps menjadi 2,7% per tahun. The Fed akan merespons hal ini dengan memangkas suku bunga acuan sebesar 50 bps. Adapun pemerintah Tiongkok akan meningkatkan ekspansi fiskalnya menjadi 2,25% PDB atau US$ 320 miliar.

Jika pertumbuhan ekonomi global melambat, laba bersih dari perusahaan-perusahaan multinasional pun akan tergerus. Perusahaan juga kesulitan membebankan kenaikan tarif impor kepada konsumen. "Eskalasi perang dagang ini hanya sementara tetapi kami melihat tingginya ketidakpastian mengingat perkembangan negosiasi dagang saat ini," tulis analis Morgan Stanley. Alhasil, perusahaan-perusahaan multinasional diprediksi akan mengurangi belanja modalnya di tengah ketidakpastian ini.

(Baca: Buntut Perang Dagang, Google Setop Akses Huawei ke Sistem Android )

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...