Target Utama Jokowi dari Pertemuan IMF-Bank Dunia di Bali

Ameidyo Daud Nasution
2 Oktober 2018, 18:04
Jokowi
ANTARAFOTO | Zabur Karuru
Presiden Joko Widodo menyerahkan sertifikat tanah kepada warga di Surbaya, Jawa Timur, 6 September 2018.

Selain efek berantai terhadap ekonomi daerah dan nasional, momen internasional itu akan digunakan untuk menggalang pendanaan infrastruktur dan ekonomi digital. Sri Mulyani berharap sidang tahunan IMF-Bank Dunia akan melahirkan “Inisiatif Bali” yang mencakup beberapa poin besar. Pertama, kesepakatan peningkatan modal Bank Dunia dan International Finance Corporation sebesar US$ 13 miliar. Ini akan meningkatkan kemampuan pendanaan lembaga keuangan internasional menjadi US$ 100 miliar per tahun.

Kedua, kesepakatan prinsip-prinsip pengelolaan ekonomi digital. Di tengah disrupsi teknologi dan perkembangan pesat ekonomi digital, pemerintah perlu mempersiapkan kebijakan terkait dengan sumber daya manusia (SDM), infrastruktur, inklusi keuangan dan sektor perpajakan.

(Baca: Pemerintah Bidik Dana Infrastruktur & Digital di Forum IMF-Bank Dunia)

Sidang tahunan dua lembaga keuangan internasional ini juga digadang-gadang mendatangkan potensi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Menurut Ketua Pengurus Panitia Harian dari pertemuan tersebut Susiwijono, penerimaan berasal dari penyewaan ruangan untuk delegasi dari negara peserta maupun pihak IMF dan World Bank.

Menurut dia, biaya sewa satu kamar hotel yang dikonversi jadi ruangan kantor dipatok US$ 5.000 selama sepekan. Adapun, total jumlah ruangan yang disewakan mencapai 597 ruangan. Dengan demikian, potensi penerimaan negara diperkirakan Rp 44,4 miliar. “Jadi total PNBP dari sana tinggal biaya sewa dikalikan dengan total ruangannya,” kata dia.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...