PM Inggris Terancam Kalah Pemilu, Nasib Brexit Jadi Tak Pasti

Maria Yuniar Ardhiati
9 Juni 2017, 18:41
Theresa May
REUTERS/Toby Melville

Namun, dia salah berhitung. Isu tersebut pudar menyusul dua aksi teror mematikan yang terjadi di Manchester dan London, dalam masa kampanye May.

Dua serangan tersebut membuat May berada di bawah pengawasan keamanan nasional akibat kebijakan yang dikeluarkannya semasa menjabat menteri dalam negeri. Ia menjabat menteri dalam negeri selama enam tahun dalam kepemimpinan mantan perdana menteri, David Cameron.

Aksi teror di Manchester dan London pun memicu perdebatan tentang kekuatan kepolisian setempat untuk menghadapi teroris. Jumlah polisi di Inggris dipangkas 20.000 orang selama May menjadi menteri dalam negeri.

Simpati terhadap May pun berkurang akibat dua aksi teror yang terjadi setelah ia melakukan kampanye. Suara untuk Partai Konservatif juga diperkirakan menyusut. (Baca: Perusahaan Besar Inggris Mulai Rasakan Dampak Buruk Brexit)

Partai Konservatif memang masih berpeluang meraih mayoritas kursi di Parlemen. Namun, jika hal ini terjadi, Partai Konservatif akan mendapat banyak cacian karena memaksakan kekuasaan May.

Bahkan, sejumlah tokoh senior Partai Konservatif terang-terangan berspekulasi bahwa May bisa saja mengundurkan diri, kurang dari setahun setelah mengambil alih posisi David Cameron menjadi perdana menteri. Cameron melepaskan posisinya setelah Inggris menyatakan keinginannya keluar dari Uni Eropa.

Mantan menteri keuangan Inggris sekaligus politikus dari Partai Konservatif, George Osborne, menyebut hasil sementara pemilu saat ini sebagai “kekacauan” bagi partainya. Anggota parlemen dari Partai konservatif, Anna Soubry, menyatakan May harus mempertimbangkan posisinya.

(Baca: Pengekspor Pekerja, Polandia Paling Terpukul Dampak Brexit)

Setelah hasil pemilu diumumkan, May memberikan pidato. “Sekarang, yang dibutuhkan negara ini adalah stabilitas,” ujarnya seperti dilansir CNN, Jumat (9/6). Pernyataan May tersebut mengindikasikan niatnya untuk tetap menjalankan pemerintahan, bahkan jika partainya gagal memperoleh suara mayoritas.

Namun, Corbyn menyatakan hasil pemilu menunjukkan May telah kehilangan mandatnya dan harus meninggalkan kursi perdana menteri.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...