100 Hari Menjabat, Trump Bersiap Hadapi Kelumpuhan Pemerintahan
Pangkal soalnya adalah langkah Trump memasukkan dana pembangunan tembok perbatasan dengan Meksiko ke dalam anggaran pemerintah yang dibahas di Kongres. Hal ini ditentang keras oleh banyak anggota kongres, khususnya dari Partai Demokrat.
Namun, di sisi lain, Trump mengkritik adanya anggaran jaminan kesehatan atu lebih dikenal Obamacare. Ia mengungkapkan, tidak adil jika pemerintahannya menawarkan penalangan utang kepada Puerto Rico, yang masuk dalam teritorial Amerika Serikat. Hal ini merupakan sebuah ketidakadilan bagi warga AS.
Saat melakukan negosiasi anggaran, kubu Demokrat meminta adanya dukungan finansial untuk menopang program Medicaid Puerto Rico. Program tersebut mencakup asuransi kesehatan untuk warga miskin. Namun, banyak simpatisan kubu Republik yang menentang ide ini.
Pada Kamis (27/4), sejumlah pemimpin dari kubu Partai Republik gagal menghimpun suara untuk memuluskan undang-undang yang akan membatalkan Affordable Care Act, yang juga dikenal sebagai Obamacare.
Para pejabat di Gedung Putih pun berharap pengabilan suara yang digelar pada Jumat pekan ini bisa menjadi bukti Trump dalam menepati janji kampanyenya untuk membatalkan undang-undang kesehatan di masa Presiden Obama.
Seperti dilansir The New York Times, Kamis (27/4), seorang ajudan senior di Gedung Putih menyatakan tidak akan ada pemungutan suara untuk menentukan nasib undang-undang kesehatan pekan ini. (Baca: ADB Ramal Kenaikan Permintaan Dunia Bisa Tangkal Kebijakan Trump)
Setidaknya ada 18 pejabat Gedung Putih dari kubu Partai Republik yang menolak revisi undang-udang tersebut. Jika ada lebih dari 22 suara yang menolak, maka revisi tersebut batal.