Kerusuhan Pecah di AS, Trump Ancam Kerahkan Ribuan Militer

Agustiyanti
2 Juni 2020, 08:40
Carlos Barria Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengunjungi distributor peralatan medis Owens & Minor di Allentown, Pennsylvania, Amerika Serikat, Kamis (14/5/2020).
ANTARA FOTO/REUTERS/Carlos Barria/wsj/cf
Presiden AS Donald Trump menyebut aksi protes tersebut sebagai aksi teror dan menyatakan dirinya sebagai 'sekutu dari semua pengunjuk rasa'.

Saat berpidato di Gedung Putih, ia menyatakan komitmen untuk menegakkan hukum dan memobilisasi sumber daya militer untuk mengakhiri penjarahan nasional.

"Tugas pertama dan tertinggi saya sebagai presiden adalah untuk membela negara besar kita dan rakyat Amerika," kata Trump. "Saya bersumpah untuk menegakkan hukum dan itulah yang akan saya lakukan."

Trump menyatakan akan menggunakan seluruh hak prerogatif presidennya, termasuk mengancam akan meminta undang-undang yang jarang digunakan sejak tahun 1807, untuk memastikan berakhirnya protes dengan kekerasan. Ia bahkan mengancam untuk mengerahkan ribuan tentara yang bersenjata lengkap, personil militer, dan petugas penegak hukum untuk menertibkan aksi demonstran.

(Baca: Trump Sempat Dibawa ke Bungker saat Demonstran Serbu Gedung Putih)

Menurut dia, keadilan akan diberikan kepada George Floyd, pria kulit hitam tak bersenjata yang meninggal setelah seorang perwira polisi kulit putih berlutut di lehernya ketika ia ditangkap. Trump mengatakan dia bersama dengan banyak orang Amerika lainnya yang muak terhadap aksi dalam video kekerasan berujung kematian yang menimpa Floyd.

Menjelang kemunculannya pada Senin malam, sebuah debat telah berkecamuk di antara para penasihat Trump tentang bagaimana dan apakah presiden harus menanggapi protes yang telah menyebar ke puluhan kota.

Menurut sumber CNN, Trump marah dengan liputan yang menggambarkan dia bersembunyi di bunker bawah tanah dan mengatakan kepada para pembantunya bahwa dua ingin terlihat di luar gerbang Gedung Putih. Ini mendorong keputusan Trump untuk berpidato di Gereja St. John.

Trump dan keluarganya dilarikan ke bunker bawah tanah di kompleks Gedung Putih ketika protes berkobar di luar gedung pada Jumat malam. Trump tidak terlihat pada hari Minggu dan menghabiskan sebagian besar hari Senin di balik pintu tertutup, menyebabkan kekhawatiran bahkan dari sekutunya bahwa ia absen pada saat krisis nasional.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...