Aktivitas Bisnis AS & Eropa Mulai Pulih Tapi DIbayangi Prospek Suram

Agustiyanti
26 Juli 2020, 10:49
PMI, indeks manufaktur AS, indeks manufaktur eropa, indeks manufaktur, pemulihan ekonomi
ANTARA FOTO/REUTERS/David Ryder/ama/dj
Ilustrasi. Pemulihan ekonomi di AS dan Eropa masih dibayangi kenaikan kasus virus corona.

Selain itu, pemulihan pasar tenaga kerja tampak terhenti, dengan jumlah orang Amerika yang mengklaim tunjangan pengangguran meningkat minggu lalu untuk pertama kalinya dalam hampir empat bulan. Sebanyak 31,8 juta orang menerima cek pengangguran pada awal Juli.

Sementara itu, data perekonomian di Eropa juga mulai menunjukkan pemulihan. Indeks output PMI benua tersebut kembali ke level ekspansi pada Juli sebesar 54,8. Data PMI yang dirilis IHS Market ini sebelumnya juga membaik pada Juni dari 31,9 pada Mei menjadi 47,5 tetapi masih dalam level kontraksi.

"Perusahaan-perusahaan di seluruh kawasan Euro melaporkan awal yang menggembirakan ke kuartal ketiga, dengan output tumbuh pada tingkat tercepat selama lebih dari dua tahun pada bulan Juli ekonomi dibuka kembali. Permintaan juga menunjukkan tanda-tanda kebangkitan," ujar Chris Williamson, kepala ekonom bisnis di IHS Markit dikutip dari CNBC.

Perusahaan-perusahaan di Perancis memimpin pemulihan ekonomi di wilayah dengan 19 negara ini. Industri manufaktur melaporkan hasil produksi terbaik dalam dua setengah tahun terakhir.

Namun seperti halnya di AS, masih ada kekhawatiran tentang bentuk pemulihan di wilayah tersebut. Banyak negara zona euro telah membuka kembali ekonomi mereka, tetapi ada langkah-langkah pembatasan sosial kembali dan banyak perusahaan beroperasi pada kapasitas rendah untuk menghindari lonjakan kasus.

Akibatnya, ada kekhawatiran bahwa tingkat pengangguran akan melonjak dalam beberapa bulan mendatang karena perusahaan berjuang untuk beroperasi di tingkat pra-Covid. Pemerintah juga kemungkinan akan mengakhiri dukungan keuangan mereka bagi perusahaan yang semula dikucurkan untuk menjaga semua karyawan mereka tetap memperoleh gaji.

"Kekhawatirannya adalah bahwa pemulihan bisa goyah setelah kebangkitan awal ini. Perusahaan terus mengurangi jumlah karyawan ke tingkat yang mengkhawatirkan, dengan banyak yang khawatir bahwa permintaan yang mendasarinya tidak cukup untuk mempertahankan peningkatan output baru-baru ini," kata Williamson.

Pandemi Covid-19 dinilai berdampak lebih besar bagi perekonomian global sepanjang 2020 seperti tergambar dalam databoks di bawah ini. Singapura dan Korea Selatan bahkan telah resmi masuk ke jurang resesi pada kuartal II 2002.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...