Konflik Myanmar Makin Berdarah, 510 Orang Tewas Usai Kekerasan Militer

Image title
30 Maret 2021, 14:28
myanmar, demonstrasi myanmar, asia tenggara
ANTARA FOTO/REUTERS/Stringer/hp/cf
Stringer Ban terbakar di sebuah jalan saat protes terhadap kup militer terus berlanjut, di Mandalay, Myanmar, Sabtu (27/3/2021).

Tiga kelompok pasukan, Tentara Aliansi Demokratik Nasional Myanmar, Tentara Arakan, dan Tentara Pembebasan Nasional Ta’ang lalu mengancam tentara untuk menghentikan kekerasan. Jika tidak mereka akan bekerja sama dengan seluruh kelompok etnis untuk membela diri. “Pembunuhan brutal terhada warga sipil tak berdosa ini tidak dapat diterima,” jata Juru Bicara Tentara Arakan Khine Thu Kha.

Kelompok tentara ini sebelumnya pernah berperang dengan pemerintah pusat selama beberapa dekade untuk mendapatkan otonomi lebih besar.  Memanasnya suhu politik membuat gesekan tentara lokal dengan Tatmadaw (tentara nasional Myanmar) kembali terjadi.

Bentrokan besar di dekat perbatasan Thailand Meletus akhir pekan lalu antara tentara Myanmar dan pasukan Serikat Nasional Karen (KNU). Sekitar tiga ribu penduduk wilayah tersebut melarikan diri ke Thailand saat jet militer tentara menjatuhkan bom.

Kondisi seperti ini membuat negara tetangga khawatir kondisi ini dapat dipulihkan dengan cepat. Menteri Luar Negeri Singapura, Vivian Balakhrisnan juga mendesak negara lain di Asia Tenggara memberi bantuan kepada Myanmar secara konstruktif.

"Ini akan memakan waktu cukup lama untuk menyelesaikannya. Saya harus mengakui bahwa saya pesimis," kata Balakrishnan.

Balakhrisnan sebelumnya telah mengunjungi Indonesia, Malaysia, dan Singapura sepanjang pekan lalu. Di Indonesia, ia menemui Presiden Joko Widodo dan Menteri Luar Negeri Retno P Marsudi.

Reporter/Penyumbang Bahan: Muhammad Fikri (Magang)

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...