Mengenal Delta Plus, Mutasi Baru Varian Covid-19 Asal India

Sorta Tobing
24 Juni 2021, 14:20
delta plus, india, varian covid-19, varian baru, delta, pandemi corona, virus corona
ANTARA FOTO/REUTERS/Danish Siddiqui/HP/dj
Ilustrasi. India mencatat 40 kasus Covid-19 dari varian baru bernama Delta Plus.

Para ahli percaya turunan Delta kemungkinan lebih menular. Direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular Amerika Serikat Dokter Anthony Fauci mengatakan sebanyak 6% kasus di AS berasal dari varian tersebut. “Jelas penularannya lebih besar daripada wild type (virus Covid-19 yang belum bermutasi),” ujarnya, dilansir dari CNN

HEALTH-CORONAVIRUS/INDIA-WITNESS
Pandemi Covid-19 di India. (ANTARA FOTO/REUTERS/Danish Siddiqui/File Photo/HP/dj)

Di Mana Varian Delta Plus Ditemukan?

Per 16 Juni lalu, setidaknya 197 kasus Delta Plus rditemukan di 11 negara. Yang terbanyak di Amerika Serikat dengan 83 kasus. Lalu, Inggris 36 kasus, Portugal 22 kasus, Swiss 18 kasus, Jepang 15 kasus, India 8 kasus, dan Nepal 3 kasus. Ada tiga negara dengan masing-masing satu kasus Delta Plus, yaitu Kanada, Rusia, dan Turki.

Pemerintah Inggris mengatakan lima kasus pertamanya terjadi pada 26 April 2021. Kejadian ini bemula dari kontak orang-orang yang melakukan perjalanan dari/atau transit melalui Nepal dan Turki. Sejauh ini tidak ada laporan kematian akibat Delta Plus di antara kasus Inggris dan India.

HEALTH-CORONAVIRUS/INDIA
Pandemi Covid-19 di India. (ANTARA FOTO/REUTERS/Danish Siddiqui/WSJ/sa.)

Vaksin Ampuh Lawan Varian Delta dan Turunannya?

Studi soal efektivitas vaksin terhadap varian Delta dan turunannya masih terus berlangsung. “Untuk saat ini varian Delta Plus tampaknya tidak umum, hanya mencakup sebagian kecil dari Delta,” tulis Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam sebuah pernyataan yang dikirim ke kantor berita Reuters.

Namun, WHO tetap memasukkan Delta dan varian Covid-19 lainnya dalam status risiko tinggi karena mudah menular. Kementerian Kesehatan India telah memperingatkan wilayah-wilayah tempat Delta Plus ditemukan.

Sebuah penelitian di BioNTech dan Universitas Texas melaporkan pada Kamis lalu, vaksin Pfizer/BioNTech dapat melindungi penerimanya dari varian Delta. 

Para peneliti menguji darah 20 relawan yang sudah divaksinasi penuh. Lalu, darah tersebut diberi virus versi rekayasa laboratorium. Hasilnya, sistem kekebalan tubuh dalam darah mampu menetralisir virus.

Penelitian di Inggris pada pekan lalu juga melaporkan orang yang menerima dua dosis vaksin Pfizer/BioNTech memiliki perlindungan terhadap varian baru. Namun, penerimanya mengalami pengurangan antibodi secara signifikan.  

Dari hasil riset Public Health England, dua dosis vaksin Pfizer/BioNTech 93,4% efektif menghentikan infeksi corona akibat varian Inggris dan 87,9% terhadap varian India. Sedangkan, vaksin AstraZeneca 66,1% efektif mencegah infeksi corona akibat varian Inggris dan 59,8% terhadap varian India.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...