Akui Taliban, Tiongkok Siap Jalin Kerja Sama Ekonomi hingga Keamanan
Pengamat senior dari German Marshall Fund of the United States, Andrew Small, mengatakan Tiongkok akan menganggap Taliban sebagai penguasa yang sah. “Pada akhirnya, Tiongkok akan mengakui pemerintah yang dipimpin Taliban,” ujar Andrew, dilansir dari VOA.
Sementara itu, juru bicara Taliban, Suhail Shaheen, mengatakan mempersilakan Tiongkok untuk turut berkontribusi membangun Afghanistan. “Tiongkok adalah negara besar dengan ekonomi dan kapasitas besar, mereka akan berperan besar dalam rehabilitasi dan rekonstruksi Afghanistan,” ujar Suhail.
Adapun hubungan historis Tiongkok dengan Taliban sesungguhnya tidak terlalu baik. Negara ini pernah menarik diplomatnya pada 1993 ketika terjadi perang saudara di Afghanistan. Lebih dari itu, Tiongkok tidak pernah menjalin hubungan resmi dengan Taliban setelah merebut kekuasaan pada 1996.
Walau begitu, dukungan Tiongkok terhadap Taliban dinilai sebagai upaya untuk melindungi kepentingan keamanan negaranya.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Hua Chunying, mengaminkan bahwa Taliban akan memberikan perlindungan keamanan. “Taliban tidak akan pernah membiarkan pasukan mana pun menggunakan wilayah Afghanistan untuk menyakiti Tiongkok,” kata dia.
“Para pemimpin Tiongkok khawatir ketidakstabilan di Afghanistan menyebar ke wilayah sekitarnya, termasuk ke Tiongkok. Mereka juga khawatir tentang militerisme Islam,” kata Ryan Hass, pengamat kebijakan luar negeri di Brookings Institute.
Ryan mengatakan, pemerintahan Beijing akan mengakui Taliban dan mencari cara agar Taliban memperhatikan masalah keamanan Tiongkok sehingga bisa mendapatkan keuntungan dari deposit mineral Afghanistan yang kaya.
Reporter: Akbar Malik (Magang)