Eropa Akan Mendanai Pengiriman Senjata ke Ukraina

Agustiyanti
28 Februari 2022, 11:40
Ukraina, Eropa, Uni Eropa, perang rusia ukraina, rusia ukraina
ANTARA FOTO/REUTERS/Maksim Levin/aww/cf
Tentara Ukraine bersiap di posisi di pangkalan udara militer Vasylkiv di Kyiv, Ukraina, Sabtu (26/2/2022). Uni Eropa menyatakan akan mendanai pengiriman senjata ke Ukraina.

"Kami akan menargetkan aset oligarki Rusia dan terus berkoordinasi erat dengan mitra di seluruh dunia," ujarnya. 

Uni Eropa juga menyatakan akan menyambut dengan tangan terbuka orang-orang Ukraina yang harus melarikan diri dari bom Putin. "Kami memobilisasi setiap upaya dan setiap euro untuk mendukung Negara Anggota Timur kami – untuk menampung dan merawat para pengungsi ini," katanya. 

Di sisi lain,  Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkn pasukan nuklirnya dalam siaga tinggi. Ia mengecam sanksi dari negara-negara Barat yang semakin agresif. 

Mengutip Aljazeera, Putin mengatakan bahwa aliansi militer NATO telah membuat pernyataan agresif sambil menjatuhkan sanksi keuangan yang keras terhadap Rusia maupun dirinya sendiri. 

Pada pertemuan dengan para pejabat tinggi yang muncul dalam siaran televisi Rusia, Putin memerintahkan menteri pertahanan dan kepala staf umum militer untuk menempatkan pasukan bersenjata nuklir dalam rezim khusus tugas tempur. 

Perintah tersebut menimbulkan ancaman bahwa ketegangan dapat mengarah pada penggunaan senjata nuklir. “Ini tentu eskalasi. Latihan nuklir terakhir terjadi pada 19 Februari, ketika Putin menggelar latihan yang sangat besar di seluruh Rusia untuk menguji program nuklir negara itu dan kesiapannya,”  kata koresponden Al Jazeera Moskow, Dorsa Jabbari. 

Kremlin mengatakan telah berhasil meluncurkan uji coba rudal hipersonik dan jelajah di target laut dan darat. Presiden Belarusia Alexander Lukashenko, sekutu Putin, juga mengawasi latihan militer tersebut.

Amerika Serikat menanggapi pengumuman Putin dengan menuduh pemimpin Rusia itu mengarang ancaman untuk membenarkan "agresi lebih lanjut". “Ini adalah pola yang kami lihat dari Presiden Putin selama konflik ini, yang membuat ancaman yang tidak ada untuk membenarkan agresi lebih lanjut,” kata Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki di ABC.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...