Kemampuan Militer Disinggung, Korea Utara Mengutuk Korea Selatan
Ketegangan di semenanjung Korea telah meningkat tajam dalam beberapa pekan terakhir, setelah Korea Utara menguji dua rudal balistik pada 26 Februari dan 4 Maret. Uji rudal tersebut melibatkan sistem rudal balistik antarbenua atau ICBM yang sedang dikembangkan, sekaligus tes ICBM penuh – yang pertama sejak 2017 – pada pekan lalu.
Usai melakukan tes, Amerika Serikat kemudian menjatuhkan sanksi pada lima entitas yang dituduh memberikan dukungan pada Korea Utara. Khususnya terkait pengembangan senjata pemusnah massal dan program rudal balistik Korea Utara.
Ketegangan berpotensi meningkat lebih lanjut karena Presiden terpilih Korea Selatan, Yoon Suk-yeol akan mulai menjabat bulan depan. Sebelumnya, Yoon sempat mengatakan kalau serangan pendahuluan kemungkinan menjadi satu-satunya cara melawan rudal hipersonik baru Korea Utara, jika mereka tampak siap untuk waktu dekat.
Yoon juga telah menyerukan untuk meningkatkan pencegahan militer, termasuk dengan memperkuat hubungan dengan Amerika Serikat. Tak hanya itu, dia juga berjanji untuk berusaha membangun saluran dialog tiga arah permanen antara Korea Selatan, Korea Utara dan Amerika Serikat.