Diakuisisi Pengusaha AS, Fans Chelsea Takut Bernasib Seperti Klub MU

Happy Fajrian
8 Mei 2022, 15:19
chelsea, roman abramovich, amerika serikat, inggris, liga inggris, liga primer inggris, rusia,
ANTARA FOTO/REUTERS/David Klein/foc/sad.
Pemain Chelsea Christian Pulisic merayakan gol kedua mereka selama pertandingan Liga Champions Babak 16 Besar Leg Pertama Chelsea vs Lille di Stamford Bridge, London, Inggris, Selasa (22/2/2022).

Pendukung klub sepak bola asal Inggris, Chelsea FC, menyatakan kekhawatirannya setelah Roman Abramovich sepakat menjual klub tersebut seharga US$ 5,2 miliar atau setara Rp 76 triliun kepada konsorsium yang dipimpin pengusaha asal Amerika Serikat (AS) Todd Boehly.

Mereka khawatir klub kesayangannya itu bernasib sama seperti raksasa Liga Primer Inggris Manchester United yang minim prestasi sejak diakuisisi oleh keluarga Glazer pada 2005 senilai US$ 1,4 miliar.

Abramovich terpaksa harus menjual klub yang telah ia kendalikan sejak Juni 2003 itu untuk menghindari sanksi negara-negara barat dan pemerintah Inggris terhadap entitas Rusia setelah Vladimir Putin menginvasi Ukraina pada 24 Februari 2022, yang masih berlanjut hingga hari ini.

Seorang fans Chelsea sejak 1969, Jeff Oakley, mengatakan bahwa dia berharap pemilik baru ini akan terus menyuntikkan uang untuk mengembangkan klub. Namun sejauh ini dia menilai belum ada kejelasan rencana yang disampaikan.

“Pada akhirnya mereka tidak disini karena mereka mencintai klub ini, tapi karena mereka mencintai uang,” kata Oakley saat akan menyaksikan pertandingan Liga Inggris Chelsea melawan Wolverhampton Wanderers, seperti dikutip dari Reuters pada Minggu (8/5).

BBC melaporkan bahwa sebagai bagian dari kesepakatan penjualan klub, pemilik baru Chelsea setuju untuk tidak menjual saham mayoritas hingga 2032 dan telah memberikan jaminan atas pembayaran dividen kepada pemegang saham dan pembayaran utang klub.

Fans Chelsea lainnya, Martin Farrier, yang memegang tiket musiman mengatakan bahwa ia lebih menyukai klub dimiliki oleh orang Inggris. Namun dia beralasan hal itu karena cara berbisnis pemilik asal Amerika yang membuat Manchester United terpuruk. “Saya tidak ingin itu terjadi di sini,” ujarnya.

Keluarga Glazer yang berbasis di Florida telah memiliki United sejak 2005 dan telah menghadapi tentangan penggemar sejak mereka menyelesaikan akuisisi karena klub gagal menyamai performa gemilang sebelumnya.

Sebaliknya, Chelsea telah menjadi klub Inggris paling sukses sejak Abramovich membeli klub London itu pada 2003. Namun gejolak kepemilikannya bertepatan dengan penurunan performa dalam beberapa pekan terakhir.

Chelsea tersingkir dari Liga Champions pada bulan April dan terpaut jauh dari pemimpin Liga Premier Manchester City. Final Piala FA melawan Liverpool memberi mereka satu kesempatan terakhir untuk meraih trofi musim ini.

Ferdinand Weiss, seorang siswa berusia 22 tahun dari Austria yang datang ke London untuk melihat tim yang telah dia dukung sejak dia masih kecil, mengatakan para pemain yang telah memutuskan untuk meninggalkan Chelsea, seperti bek Toni Rudiger, mungkin akan bertahan tanpa kebingungan.

Terkait pergantian kepemilikan, dia mengatakan tidak ada solusi sempurna bagi klub sebesar Chelsea di dunia bisnis olahraga yang semakin menggiurkan. “Adalah baik untuk membawa air tenang ke dalam situasi. Tapi Anda harus memilih uang minyak, atau miliarder dari AS. Tidak ada penyelamat di luar sana,” ujarnya.

Seperti diketahui, sebuah konsorsium yang dipimpin oleh pengusaha AS, Todd Boehly, salah satu pemilik klub baseball LA Dodgers, dan didukung oleh Clearlake Capital, telah memenangkan tawaran untuk mengakusisi Chelsea senilai 4,25 miliar poundsterling atau setara US$ 5,2 miliar.

Proposal tersebut kini telah menunggu persetujuan pemerintah dan pengelola Liga Premier Inggirs. Surat kabar Inggris The Telegraph melaporkan, dengan lebih dari tiga minggu tersisa pada izin operasi klub saat ini, yang berakhir pada 31 Mei, Boehly berada di jalur untuk menyelesaikan akuisisi pada akhir bulan ini.

Pemilik Rusia Roman Abramovich, yang sekarang dikenai sanksi oleh pemerintah Inggris, menjual klub London itu pada awal Maret menyusul invasi negaranya ke Ukraina.

Abramovich membuka jalan untuk penjualan klub pada Kamis (5/5) setelah dia menepis laporan bahwa dia ingin pinjaman yang diberikan kepada klub, dilaporkan senilai 1,5 miliar pound (US$ 1,85 miliar), untuk dilunasi.

Grup Boehly, yang termasuk di dalamnya miliarder asal Swiss, Hansjorg Wyss, dan investor properti Inggris, Jonathan Goldstein, memenangkan negosiasi eksklusif untuk membeli klub tersebut setelah tawaran terlambat dari miliarder Inggris, Jim Ratcliffe, ditolak.

Grup yang dipimpin oleh salah satu pemilik Boston Celtics Stephen Pagliuca dan mantan ketua British Airways Martin Broughton sebelumnya tersingkir dari proses penawaran sementara sebuah konsorsium yang dipimpin oleh pemilik Chicago Cubs, keluarga Ricketts, mundur.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...