Pasokan Gas Rusia Berkurang, Jerman Beralih ke Batu Bara

Aryo Widhy Wicaksono
20 Juni 2022, 07:36
Bendera Ukraina saat demonstrasi anti perang "Hentikan Perang. Perdamaian dan Solidaritas untuk warga di Ukraina" di samping Brandenburg Gate di Berlin, Jerman, Minggu (13/3/2022). ANTARA FOTO/REUTERS/Christian Mang/hp/cfo
ANTARA FOTO/REUTERS/Christian Mang/hp/cfo
Bendera Ukraina saat demonstrasi anti perang "Hentikan Perang. Perdamaian dan Solidaritas untuk warga di Ukraina" di samping Brandenburg Gate di Berlin, Jerman, Minggu (13/3/2022). ANTARA FOTO/REUTERS/Christian Mang/hp/cfo

Jerman terpaksa mengurangi konsumsi gas alam dan meningkatkan konsumsi batu bara, untuk membantu fasilitas penyimpanan gas agar terisi persediaan menghadapi musim dingin mendatang.

Menyitir CNN Internasional, Menteri Ekonomi Jerman Robert Habeck, mengumumkan keputusan ini, Minggu (19/6), saat negara tersebut menjauhi pasokan gas Rusia yang terus berkurang.

"Situasinya serius," kata Habeck dalam sebuah pernyataan. "Oleh karena itu, kami terus memperkuat tindakan pencegahan dan mengambil langkah-langkah tambahan untuk mengurangi konsumsi gas. Ini berarti konsumsi gas harus turun lebih jauh, tetapi lebih banyak gas harus dimasukkan ke dalam fasilitas penyimpanan, jika tidak, keadaan akan benar-benar menjadi ketat di musim dingin."

Pengumuman ini, menjadi bertolak belakang dengan rencana Jerman untuk keluar dari produksi energi berbahan bakar batu bara. Habeck, yang merupakan politisi Partai Hijau di koalisi kiri-tengah yang berkuasa, mengumumkan kembalinya ke "pembangkit listrik tenaga batu bara untuk masa transisi," demi mengurangi konsumsi gas untuk energi listrik.

"Kami sedang menyiapkan cadangan pengganti gas sesuai permintaan. Itu pahit, tapi hampir diperlukan dalam situasi ini untuk mengurangi konsumsi gas," kata Habeck.

Jerman sangat bergantung pada pasokan gas Moskow untuk konsumsi rumah tangga dan industri beratnya. Akan tetapi mereka telah berhasil mengurangi impor dari Rusia menjadi 35%, dari 55% sebelum dimulainya perang di Ukraina.

Habeck mengatakan keamanan pasokan saat ini dijamin terlepas dari "situasi yang memburuk di pasar gas" dalam beberapa hari terakhir.

Melonjaknya harga adalah "strategi (Presiden Rusia Vladimir) Putin untuk mengganggu ketenangan kami, menaikkan harga dan memecah belah kami," kata Habeck.

"Kami tidak akan membiarkan itu. Kami melawan balik dengan tegas, tepat dan penuh pertimbangan," katanya.

Sebelumnya, aliran gas Rusia ke Eropa gagal memenuhi permintaan pada Jumat (17/6). Hal ini akan meningkatkan harga patokan yang telah naik oleh kekhawatiran benua tersebut mungkin berjuang untuk memenuhi penyimpanan musim dingin.

Melansir Reuters, Italia dan Slovakia melaporkan menerima kurang dari setengah volume biasa melalui pipa Nordstream 1, yang melintasi Laut Baltik dari Rusia ke Jerman, dan menyumbang sekitar 40% dari aliran pipa Rusia ke Uni Eropa.

Prancis mengatakan tidak menerima gas Rusia dari Jerman sejak 15 Juni. Uniper Jerman melaporkan pengiriman gas dari Rusia jumlahnya 60% lebih sedikit dari yang disepakati, tetapi mengatakan dapat menutupi kekurangan di sumber lain.

Regulator energi Jerman menggambarkan situasinya tegang, tetapi pasokan gas Jerman stabil untuk saat ini.

Ketergantungan Uni Eropa pada gas Rusia, dan risiko bahwa Moskow dapat memotong pasokan sebagai pembalasan atas sanksi ekonomi yang diberlakukan setelah invasinya ke Ukraina, telah menimbulkan persoalan serius pada blok tersebut. Kondisi ini mendorong Eropa untuk menyiapkan persediaan dan mencari pasokan alternatif.

Reporter: Aryo Widhy Wicaksono

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...