Eropa Kekeringan Parah, Produksi Energi Terbarukan Menurun

Adi Ahdiat
27 Agustus 2022, 15:24
Kapal di Sungai Doubs, salah satu sungai di Eropa yang mengering, Senin (8/8/2022).
ANTARA FOTO/REUTERS/Denis Balibouse/rwa/cf
Kapal di Sungai Doubs, salah satu sungai di Eropa yang mengering, Senin (8/8/2022).

European Comission's Joint Research Centre (JRC) menyatakan 64% wilayah Eropa berstatus waspada bencana kekeringan pada Agustus 2022.

"Kekeringan (di Eropa) saat ini tampaknya merupakan yang terburuk setidaknya sejak 500 tahun lalu," ungkap JRC dalam siaran persnya, Selasa (23/8/2022).

Dalam laporan Drought in Europe August 2022, JRC menyatakan Eropa sudah mengalami kekeringan sejak awal tahun, dan kondisinya terus memburuk hingga bulan ini.

Kekeringan diperkirakan bakal berdampak pada sektor pertanian. Jika dibandingkan dengan rata-rata lima tahun sebelumnya, JRC memprediksi panen bulir jagung Uni Eropa tahun ini bakal turun 16%, kedelai turun 15%, dan bunga matahari turun 12%.

Tak hanya pertanian, kekeringan juga berdampak besar pada sektor energi. "Berkurangnya volume air berdampak parah pada pembangkit listrik tenaga air dan sistem pendingin pembangkit listrik lainnya," jelas JRC.

Sebelumnya, Uni Eropa tercatat sebagai produsen energi terbarukan paling besar kedua di antara negara G20. Namun, dengan adanya bencana kekeringan ini produksi energi terbarukan mereka diperkirakan turun cukup signifikan.

Menurut Rystad Energy, lembaga riset yang berkantor pusat di Norwegia, kapasitas produksi listrik tenaga air di Eropa pada periode Januari-Juli 2022 sudah menurun sebanyak 20% dibanding tahun lalu. Adapun penurunan terparah terjadi di Spanyol, di mana produksi listrik tenaga airnya turun hingga lebih dari 40%.

"Energi tenaga air memang cukup volatil, tapi penurunan 40% ini sangat ekstrem. Ini benar-benar dampak yang besar," kata analis Rystad Energy, seperti dilansir BBC, Sabtu (13/8/2022).

Selain sektor pertanian dan energi, kekeringan di Eropa juga berdampak pada krisis air minum serta peningkatan risiko kebakaran lahan.

"Di Prancis, lebih dari 100 kota memiliki masalah pasokan air, dan air minum diantar ke rumah warga dengan truk," ungkap JRC dalam laporannya.

"Dampak parah yang muncul juga berupa kebakaran. Menurut sistem informasi kebakaran hutan Eropa, sejak awal 2022 sudah ada lebih dari 60.000 hektare lahan yang terbakar," lanjut JRC.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...