Krisis Pangan, Sebagian Warga Inggris Kelaparan Tak Mampu Beli Makanan

Yuliawati
Oleh Yuliawati
27 September 2022, 13:55
Inggris, inflasi
ANTARA FOTO/REUTERS/Tom Nicholson/RWA/dj
Spanduk di Tower Bridge mengecam krisis iklim, di pusat kota London, Inggris, Jumat (8/4/2022).

Periode curah hujan yang rendah terus-menerus telah membuat semakin sulit untuk bercocok tanam. Kekeringan membuat petani kesulitan menanam kubis, wortel dan kentang.

Rob Percival, kepala kebijakan pangan di Soil Association mengatakan sejumlah besar petani mengalami penurunan produksi sebesar 20%.

Dia mengatakan kepada The Guardian: “Sektor buah dan sayuran tidak diragukan lagi dalam krisis. Banyak petani telah mengalami pengurangan 20 persen dalam produksi tanaman tahun ini dan sebagian besar petani mengantisipasi pengurangan lebih lanjut di tahun mendatang."

Percival mendesak Pemerintah untuk campur tangan atau risiko krisis yang meledak seperti kekurangan pangan. "Tanpa tindakan segera dan terpadu dari pemerintah, diperkirakan bisnis akan bangkrut dan berkurangnya barang-barang di rak-rak supermarket."

Bisnis Bar dan Restoran Terancam

Wali Kota London Sadiq Khan mengingatkan bahwa krisis biaya hidup bisa menjadi "fatal" bagi bisnis bar dan restoran London.

Walikota mengatakan melonjaknya biaya energi, dan daya beli pelanggan yang melemah bakal memukul bisnis perhotelan ibukota. Dia khawatir krisis ekonomi bakal terjadi seperti masa lockdown selama pandemi.

“Pemilik bar, restoran, dan kafe di London memberi tahu saya bahwa mereka khawatir terjadinya krisis seperti masa pandemi," kata dia.

Dia menjelaskan kombinasi dari meroketnya biaya makanan dan rantai pasokan, dan juga daya beli pelanggan yang melemah, akan berakibat fatal bagi banyak bisnis perhotelan di London.

Dia berharap pemerintah segera campur tangan. “Jika Pemerintah serius menginginkan pertumbuhan ekonomi, mereka harus mendukung industri perhotelan dan industri lain yang sedang berjuang - yang menyediakan begitu banyak pekerjaan dan pendapatan besar bagi bendahara.”

Enam bos pembuat bir terbesar di Inggris pun mengadu kepada pemerintah, bahwa efek dari kenaikan harga energi lebih berbahaya daripada krisis Covid-19.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...