Tak Bisa Bayar, Sri Lanka Berencana Restrukturisasi Utang

Desy Setyowati
29 Juni 2023, 20:42
Sri lanka,
ANTARA FOTO/REUTERS/Dinuka Liyanawatte/AWW/dj
Sejumlah orang menyerukan slogan menentang Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa dan menuntut keluarga politisi Rajapaksa mundur, saat aksi protes ditengah krisii ekonomi negara, di Lapangan Kemerdekaan di Kolombo, Sri Lanka, Senin (4/4/2022).

Selain menukar utang treasury jangka pendek menjadi obligasi jangka panjang, Sri Lanka mengkaji opsi merestrukturisasi utang dengan mengurangi 30% pokok utang lewat pembayaran kembali dalam jangka waktu enam tahun dan tingkat bunga 4%.

"Kami meminta pemegang utang luar negeri memangkas 30% pokok utang kami, tapi itu masih dalam pembahasan," kata Nandalal dikutip dari Reuters, Kamis (29/6).

Cara lainnya, pemerintah melakukan negosiasi ulang terkait utang luar negeri dengan pemegang obligasi dan kreditur bilateral termasuk dari Cina, Jepang dan India.

Bank Dunia Beri Rp 10,5 Triliun ke Sri Lanka

Bank Dunia menyetujui pinjaman US$ 700 juta atau Rp 10,5 triliun ke Sri Lanka. Penggunaannya yakni:

  • US$ 500 juta digunakan untuk dukungan anggaran
  • US$ 200 juta sebagai bantalan bagi kelompok masyarakat yang paling terkena dampak krisis

"Melalui pendekatan bertahap, strategi Bank Dunia berfokus pada stabilisasi ekonomi awal, reformasi struktural, serta perlindungan masyarakat miskin dan rentan," kata Direktur Bank Dunia untuk Sri Lanka Faris Hadad-Zervos, dikutip dari Reuters.

Meski begitu, Sri Lanka mengharapkan bantuan total US$ 4 miliar dari Bank Dunia, Bank Pembangunan Asia (ADB) dan lembaga multilateral lainnya.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...