Sinopsis Novel Assalamualaikum Beijing, Kisah Cinta Berbalut Religi

Destiara Anggita Putri
15 September 2022, 15:43
sinopsis novel Assalamualaikum Beijing
Unsplash
Ilustrasi, seseorang membaca novel.

Selama berteman dengan Asmara, Zhongwen banyak belajar tentang agama Islam. Ia akhirnya mendapatkan hidayah dan memutuskan untuk menjadi mualaf walaupun harus rela terusir dari keluarganya.

Karena urusan pekerjaan di Cina telah selesai, Asmara pun segera kembali ke Indonesia tanpa memberitahu Zhongwen. Malangnya, tak lama setelah itu Asmara  divonis menderita sindrom antibodi antifosfolipid, yang membuatnya harus mengalami kesakitan luar biasa, serangan stroke, serta sulit bergerak hingga nyaris buta.  Bahkan oleh dokter, ia dianjurkan untuk tidak hamil dan melahirkan.

Di sisi lain, Zhongwen yang telah jatuh cinta pada Asmara, berusaha mencari tahu kabar Asmara yang mendadak hilang tidak ada kabar. Sementara itu, Dewa tidak pernah bisa melupakan sosok Asmara dari kehidupannya.

Mengetahui hal ini, Anita sangat stress hingga ia mencoba untuk bunuh diri. Tapi tetap saja, Dewa tidak mencintai istrinya itu. Ia pun mencoba mendatangi rumah Asmara, namun semuanya sudah terlambat.

Kutipan Indah dari Novel “Assalamualaikum, Beijing”

Mengangkat kisah percintaan yang dibalut dengan nuansa islami, tentunya novel “Assalamualaikum, Beijing” ini berisikan kutipan-kutipan romantis. Tak hanya romantis, kutipan dari novel ini juga sarat akan nilai-nilai agama yang tentunya sangat relate dengan kehidupan. Berikut beberapa kutipan di antaranya.

“Aku tak ragu mengatakan, bersama denganmu walaupun sebatas embusan angin kunamai ia anugrah”

“Manusia tempatnya khilaf, tetapi tidak berarti setiap orang bebas mengeliminasi tanggung jawab moral yang mesti ditanggungnya, lalu berbicara seolah-olah kesalahan adalah sesuatu yang lumrah dan dengan enteng dapat ditoleransi.”

“Hijrah dari air mata kepada sukacita. Hijrah dari masa lalu dengan menutupnya rapat-rapat, memberi tanda “selesai” hingga tak menjadi beban ketika melangkah menuju masa depan. Hijrah dari kenangan kepada kenyataan. Bersiap mengganti memori yang usang dengan serangkaian kejadian baru. Hijrah dari kekecewaan dengan memaafkan.”

“Laki-laki baik pasti ada. Hanya tak semua beruntung menemukan seseorang yang siap mendampingi dalam susah dan senang, dalam sehat dan sakit, dalam rentang hidup hingga kematian menjemput.”

“Kenyataannya, kata-kata tak selalu berbanding lurus dengan kedalaman perasaan laki-laki.

“Dan satu hal yang tak boleh dilupakan, kesedihannya tak seujung kuku dibandingkan dengan nestapa yang harus dipanggul banyak manusia lain di bumi ini."

Halaman:
Editor: Agung
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...