7 Puisi Tentang Hujan dan Rindu sebagai Inspirasi
Basah?
Ayah, derasnya hujan menerpa tubuhmu
Sambil menggigil kau genggam tanganku
Jelas terlihat dari tangan keriputmu
Menuntunku di bawah derasnya hujan
Daun pisang mengukir kisah haru
Ciptakan kenangan indah tak terhingga
Antara aku, ayah, dan hujan.
5. Setetes Kenangan dalam Hujan
Karya Tarisya Widya Safitria
Dulu
Saat semburat merah jingga nan elok
Saat gumpalan kapas gelap bersanding bersama cakrawala
Tetes kehidupan jatuh serentak
Membombardir ribuan kilometer lahan
Impresi menguap di atas tanah
Larut bersama wewangian hujan
Di bawah rintik-rintik nikmat Tuhan
Tersemat manis indahnya janji masa depan
Penuh kebahagiaan semu berselimut basah
Kini,
Beradu dengan nestapa
Menatap seruan hina yang menyayat jiwa
Menusuk hingga rindu menyeruak keluar
Dengan satu tarikan nafas gusar
Kenangan di Basah Hujan
Rayhandi
Di basah itu memori tersangkut
Menyanyut ingat membara bayang
Terlihat warna di pucuk mata
Kurasa memori menari bernyanyi berputar
Masih teringat olehku
Kenyataan yang menggenggam
Hangat menguar melawan dingin
Terbawa sampai ke hulu hati
Aku tak ingin melupa
Rasa di bidang merah masih menyenja
Di bayang barat rasa itu kugantung
Bersama hujan ia melebur
Hujannya deras terasa
Merangkak mencari celah
Batu keras memukulku
Terngiang ingin mengepak
Aku belum larut menjadi abu
Aku masih menjadi ingatan yang takkan raib
Menjadi sepertiga kenangan yang hidup di hujan malam
Aku masih menjadi cerita untuk hari ini dan selamanya.
6. Senandung Galau Tanah Kemarau
Entah apa yang terjadi pada langit.
Hingga telah berbulan-bulan menahan jatuh rintikmu padaku.
Aku menjadi tiada dalam ketiadaan yang hampa.
Satu-satunya alasan menemuimu yang menjelma menjadi embun subuh tanpa menoleh sedikit saja pada senja.
Sampai kapan pun aku tidak akan pernah lelah.
Lelah menunggu sembab langit dengan ribuan pelukan yang tak sempat aku kecup satu per satu.
Teruntuk kita yang menjadi bahagia di antara basahnya hujan.
7. Hujan Ini Mengingatkanku Padamu
Tahukah kamu
Bahwa jauh di lubuk hatiku
Ada sebuah kenangan yang kusimpan,
Rapi – serapi-rapinya.
Dan hanya kubuka
Saat hujan bergerenyai
Seperti di pagi yang mulia ini.
Saat kusentuh,
Kenangan itu membuncah
Membawa bayang-bayang indah
Tentang kamu, kamu dan senyumannya
Yang tak pernah bisa kulupakan.
Lalu tiba-tiba
Kenangan itu mengajakku
Masuk kembali, ke masa lalu.