Gelombang Besar PHK Imbas Corona Menerpa Indonesia

Martha Ruth Thertina
13 April 2020, 16:07
PHK, corona, virus corona, kartu prakerja
ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Ilustrasi buruh. Aksi unjuk rasa ratusan buruh menentang omnibus law di Jakarta, Senin (20/1/2020).

Di Jawa Tengah, Gubernur Ganjar Pranowo mengatakan, sebanyak 191 perusahaan dengan 148.791 pekerja terdampak corona hingga 6 April 2020. Dari jumlah tersebut, sebanyak 24 ribu pekerja terkena PHK.

(Baca: Ancaman Resesi Dunia dan Upaya Mengatasinya)

Di sisi lain, berdasarkan data yang diterima Komite III Dewan Perwakilan Daerah, pandemi corona juga telah menyebabkan PHK di berbagai daerah lainnya. Di Ibu Kota, 139.288 pekerja dari 15.472 perusahaan terkena PHK dan dirumahkan tanpa menerima upah.

Di Bali, sebanyak 400 pekerja terkena PHK dan 17 ribu dirumahkan. Di Jambi, sebanyak 749 pekerja dirumahkan. Gelombang PHK juga mendera pekerja di Kalimantan. Kalimantan Tengah misalnya, sebanyak 848 pekerja di-PHK maupun dirumahkan.   

Sedangkan di Kalimantan Timur, sebanyak 4.109 pekerja dari 70 perusahaan dirumahkan, sedangkan 323 pekerja di 33 perusahaan mengalami PHK per 7 April 2020. "Rata-rata perusahaan merumahkan karyawan dan PHK massal adalah perusahaan pertambangan, perkebunan maupun kayu,” kata Plt Kepala Disnakertrans Kaltim Datuk Badaruddin seperti dikutip Kompas.com, Rabu (8/4).

Pemerintah telah menyiapkan bantuan khusus untuk menopang keuangan para pekerja melalui kartu pra-kerja. Besaran manfaatnya Rp 3,55 juta per bulan untuk tiap orang. Bantuan ini awalnya diperuntukkan bagi 2 juta pencari kerja. Namun kini, bantuan diperluas untuk 5,6 juta orang, dengan fokus pekerja formal dan informal, maupun pelaku usaha mikro dan kecil yang terdampak pandemi corona.

Di Jawa Barat, pemerintah daerah membuat program bantuan khusus, di luar bantuan lewat program kartu pra-kerja dari pemerintah pusat. Pemerintah Jawa Barat menyediakan bantuan Rp 500 ribu per bulan.

Perusahaan Finansial Besar Dunia Janji Menahan Diri untuk PHK

Sejumlah perusahaan finansial besar dunia berjanji akan menunda atau menahan diri untuk melakukan PHK di tengah pandemi corona. Bahkan, beberapa di antaranya memastikan tidak ada PHK hingga akhir tahun.

“Kami tidak mau tim kami mengkhawatirkan pekerjaan di masa seperti ini,” kata CEO Bank of America Brian Moynihan dalam wawancara dengan CNBC internasional. “Kami mengatakan kepada mereka, Anda akan terus bekerja hingga akhir tahun. Tidak ada PHK. Kami akan terus membayar semua orang,” ujarnya.

(Baca: Menelusuri Asal Teori Konspirasi 5G dan Corona, Serta Kebenarannya)

CEO Morgan Stanley James Gorman juga menyatakan hal senada. “Di akhir tahun kita akan tahu apa yang kita hadapi dan semoga ekonomi sudah membaik saat itu,” ujarnya seperti dikutip Reuters. CEO Visa Alfred F. Kelly Jr. juga menyatakan di LinkedIn tidak akan melakukan PHK terkait corona pada 2020. Citigroup juga menyatakan akan menunda rencana PHK.

Dikutip dari Bloomberg, HSBC Holding Company juga menunda rencana PHK atas sebanyak-banyaknya 35 ribu pekerja. Bank asal Jerman Deutsche Bank AG juga menunda rencana restrukturisasi keuangan berupa PHK terhadap 18 ribu posisi hingga akhir 2022.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...