Akan Tambah Alat, LBM Eijkman Targetkan 1.000 Tes Covid-19 per Hari
Dalam kesempatan itu, Amin juga menjelaskan mengapa angka tes Covid-19 di Indonesia hingga saat ini relatif sedikit dibandingkan negara lain. Sebab, pemerintah memilih strategi untuk mencari orang yang dicurigai terkena virus corona saja. “Bukan soal banyak-banyakan. Di Indonesia itu selected. Tidak semua diperiksa,” kata Amin.
Dia menjelaskan, mereka yang dites adalah orang yang telah menunjukkan gejala virus tersebut. Eijkman sendiri hanya menguji spesimen yang dikirim dari rumah sakit. “Kami tidak ada ambil sampel. Jadi kalau ada indikasi, rumah sakit ambil sampel, kirim ke Eijkman,” ujarnya.
(Baca: BUMN Datangkan Alat PCR dari Swiss, Mampu 300 Ribu Tes Corona Sebulan)
Sebelumnya, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengumumkan telah mendatangkan dua alat tes polymerase chain reaction (PCR) MangNA Pure 96 produksi Roche, Swiss untuk mendeteksi virus corona Covid-19 akhir pekan lalu. Kedua alat tersebut akan dipergunakan untuk mengekstraksi RNA secara otomatis dengan kapasitas 1000 tes per hari.
Selain itu, pemerintah mendatangkan 18 Lightcycler yang merupakan detektor PCR dengan kapasitas 500 tes per hari. Dengan demikian, pemerintah bisa melakukan tes sebanyak 5.000 sampai 10.000 per harinya jika seluruh alat tersebut telah terpasang.
"Maka dalam sebulan, kita akan mencapai hampir 300 ribu orang yang dapat dites," ujar Staf Khusus Kementerian BUMN Arya Sinulingga di Gedung BNPB, Jakarta, Rabu (8/4).