Virus Corona dan 5 Pandemi Paling Mematikan di Dunia

Pingit Aria
12 Maret 2020, 15:25
Stephen Lam Seorang pekerja memakai pakaian pelindung berinteraksi langsung dengan seorang penumpang kapal pesiar Grand Princess di landasan Bandara Internasional Oakland saat pihak berwenang melanjutkan debarkasi dari kapal setelah 21 orang penumpa
ANTARA FOTO/REUTERS/Stephen Lam/wsj/dj
Stephen Lam Seorang pekerja memakai pakaian pelindung berinteraksi langsung dengan seorang penumpang kapal pesiar Grand Princess di landasan Bandara Internasional Oakland saat pihak berwenang melanjutkan debarkasi dari kapal setelah 21 orang penumpang teruji positif terinfeksi virus COVID-19 di Oakland, California, Amerika Serikat, Selasa (10/3/2020).

Penyakit cacar disebabkan oleh virus varicella-zozter yang mudah ditemukan pada tubuh primata dan manusia berusia 12 tahun ke atas. Penyebarannya yang berlangsung secara aerogen, atau menggunakan udara sebagai media perantara.

(Baca: Istana Ajak Dokter hingga Komunitas Kesehatan Temukan Antivirus Corona)

Orang yang terinfeksi oleh virus ini terlihat memiliki beberapa gejala seperti demam, pilek, dan merasa lemah. Pada kondisi yang lebih berat, ditemukan pula nyeri sendi, sakit kepala dan pusing. Lambat laun, kulit di sejumlah area tubuh seperti dada, punggung dan wajah akan mengalami kemerahan yang kemudian akan berubah menjadi lenting berisi cairan dengan dinding tipis yang mudah pecah.

3. Campak (abad 7 SM-1963), 200 juta orang

Sebagaimana cacar, pandemi campak juga sudah dikenal di masa sebelum masehi. National Geographic Indonesia menyebut campak sebagai salah satu penyakit menular paling mematikan di dunia dengan korban jiwa mencapai 200 juta orang di seluruh dunia.

Penyakit campak disebabkan karena infeksi virus golongan Paramixovirus, yang penularan infeksinya terjadi saat seseorang menghirup percikan cairan dari bersin atau batuk penderita campak. Virus ini sangat mudah menjangkit anak-anak berusia pra sekolah. Seseorang akan bebas dari ancaman campak jika pernah satu kali terjangkit penyakit tersebut.

Gejala-gejala yang dapat dilihat dari penderita penyakit ini adalah panas badan, nyeri tenggorokan, pilek, batuk, nyeri otot, dan mata merah. Di tahap yang lebih lanjut, penderita akan mengalami bercak putih di bagian dalam rongga mulur serta ruam di kulit.

CDC menulis, penyakit campak pertama kali diidentifikasi lewat catatan tertulis pertama mengenai virus tersebut dari kalangan ilmuwan Persia pada abad ke-9. Wabah campak pertama kali mengemuka di lingkup komunitas global pada 1912, kala Amerika Serikat mengumumkan campak sebagai peristiwa nasional.

(Baca: Kunjungan ke Aplikasi Alodokter & Halodoc Naik 600% Efek Virus Corona)

4. Black death (1340-1771), 75 juta orang

Memakan 75 juta korban di seluruh dunia, penyakit hitam atau yang lebih populer disebut sebagai black death disebabkan oleh bakteri bernama Yersinia Pestisini. Penyebarnya adalah kutu binatang-binatang pengerat, terutama tikus atau marmut.

Health.com menulis bahwa pandemi ini juga menyebabkan penyakit pes yang mewabah di daratan Eropa, pada abad ke-14 dan mmebunuh 60% populasi. Hingga kini, penyakit pes ini banyak ditemukan di pedesaan di wilayah Amerika bagian barat, dan lebih umum ditemukan di Afrika dan Asia.

Gejala penyakit ini antara lain demam yang timbul tiba-tiba, sakit kepala, kedinginan, tubuh lemah, nyeri, dan timbul kelenjar getah bening yang bengkak. Selanjutnya, beberapa bagian tubuh seperti jari tangan, jari kaki dan ujung hidung mengalami kehitaman akibat jaringan yang mati. Inilah mengapa saat wabah ini muncul komunitas dunia menamainya black death.

5. AIDS (1981-sekarang), 25-40 juta

Menjadi momok bagi komunitas global hingga saat ini, penyakit Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV). Penyakit ini menyerang sistem kekebalan tubuh penderitanya dan membuatnya rentan terhadap segala virus dan bakteri.

Gejala medis terlihat pada penderita AIDS adalah infeksi pada organ paru-paru, yang selanjutnya dinamakan Pneumonia pneumocystis (PCP). Gejala ini umum terlihat pada seseorang yang terjangkit virus HIV dengan kekebalan tubuh yang lemah. Dalam tubuh penderita AIDS umumnya juga dapat ditemukan infeksi pada mulut, kerongkongan, saluran pencernaan, dan gangguan saraf yang menyebabkan melemahnya kemampuan motorik.

(Baca: Khawatir Pandemi Covid-19, Trump Batasi Perjalanan Dari Eropa Masuk AS)

AIDS dapat menular melalui hubungan seksual, tranfusi darah, dan penggunaan jarum suntik secara bersama-sama. Selain itu, ibu penderita penyakit AIDS dapat menularkan virus HIV kepada bayi yang dikandungnya.

Hingga kini, para peneliti belum menemukan obat penyembuh bagi penyakit diprakirakan telah memakan 25 juta korban di seluruh dunia tersebut. Sebagaimana yang dilaporkan oleh Kompas.com, data terakhir milik United Nations Programme on HIV and AIDS (UNAIDS) mengatakan bahwa angka tersebut meningkat hingga mencapai 40 juta penderita pada tahun 2017.

Reporter: Nobertus Mario Baskoro

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...