Miliaran Rupiah Hilang Karena Banjir Jakarta

Sorta Tobing
26 Februari 2020, 11:53
jakarta banjir 2020, penyebab banjir jakarta, aeon mal, jakarta garden city, korban banjir jakarta
ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya
Warga melintas di depan rumah yang terendam banjir di kawasan Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (25/2/2020). Hujan deras sejak Senin dini hari membuat sejumlah daerah di Ibu Kota tergenang banjir.

(Baca: Kantor Banjir, Sri Mulyani Bebaskan Pegawai Bekerja dari Rumah)

Banjir Jakarta Karena Apa?

Banjir di Jakarta kemarin menyebabkan 3.565 jiwa mengungsi. Sebanyak 294 rukun warga (RW) terkena dampaknya. Jumlah itu sekitar 10,74% dari seluruh RW di Jakarta. Ketinggian banjir maksimal mencapai dua meter di Kelurahan Cawang, Jawa Timur.

Grafik Databoks di bawah ini menujukkan wilayah Jakarta Timur mengalami kejadian paling parah. Sebanyak 25 kelurahan terdampak banjir dan 758 orang harus mengungsi. Lalu, di bawahnya adalah Jakarta Pusat dengan 12 kelurahan dan 68 pengungsi.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono berpendapat banjir di Jakarta kali ini karena sistem drainase yang tidak memadai. “Tadi pagi kondisi sungai yang status Siaga 2 di Manggarai dan Karet. Yang lainnya masih Siaga 4 dan 3. Kesimpulannya, kapasitas drainase lebih kecil dari volume air dan kapasitas hujan,” ucapnya.

Untuk mengurangi air yang masuk ke saluran pembuangan air Jakarta, ia sudah menyiapkan skenario di Kali Sentiong. Pemerintah berencana memasang pompa di hilir kali itu. Proses tender sedang berlangsung. Biaya konstruksinya sekitar Rp 400 miliar sampai Rp 500 miliar. “Mudah-mudahan tahun depan sudah selesai karena pompanya besar sekali,” kata Basuki.

Yang paling penting saat ini, menurut dia, adalah membersihkan sistem drainase. Pemerintah pusat juga sudah memberikan 104 unit pompa kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

(Baca: Dianggap Jadi Biang Banjir, Mall Aeon Cakung Dirusak Massa)

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG menyebut hujan lokal yang cukup ekstrem menyebabkan banjir di Jakarta selama dua hari. Cuaca ekstrem ini terjadi mulai pukul 07.00 WIB pada Senin lalu hingga pukul tujuh pagi hari berikutnya.

Curah hujan tinggi, lebih dari 150 milimter per hari, terjadi pada tujuh wilayah. Ketujuhnya ada di Kemayoran, Pintu Air Pulo Gadung, Pulomas, Manggarai, Halim Perdanakusuma, Sunter Timur, dan Setiabudi Timur. Kondisi ini menyebabkan kenaikan di pintu air dan sungai meluap.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pun berpendapat cuaca menjadi penyebab banjir tersebut. "Sekarang kami konsentrasi pada penanganan karena cuaca seperti ini akan terjadi beberapa waktu ke depan," ucapnya kepada awak media kemarin.

Halaman:
Reporter: Antara
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...