Jadwal Operasi Tangguh Train III Terlambat, Biaya Proyek Bengkak 30%

Image title
15 Desember 2019, 13:00
SKK Migas, Proyek Tangguh Train III, BP Indonesia
@kementerianesdm
Ilustrasi, fasilitas pengolahan di proyek Tangguh. SKK Migas menyatakan jadwal operasi Tangguh Train III terlambat hingga 2021, biaya proyek pun naik hingga 30%.

Adapun, kontraktor yang bekerja menggarap konstruksi di darat yakni konsorsium yang dipimpin oleh kontraktor Indonesia Tripatra Engineers and Constructors bersama Chiyoda, Saipem, dan Suluh Ardhi Engineering. Sedangkan proyek di lepas pantai dikerjakan oleh  PT Saipem Indonesia."Tidak boleh ada yang keluar dari konsorsium," ujar Fatar.

Di sisi lain, pihak BP Indonesia tidak memberi komentar terkait kenaikkan biaya proyek tersebut. Media Relation BP Indonesia Wigra Hanafiah tidak menjawab ketika dihubungi Katadata.co.id pada Jumat (13/12). 

Proyek Tangguh Train III merupakan bagian dari kawasan pengembangan blok migas Wiriagar Berau dan Muturi di Teluk Bintuni, Papua Barat. Blok tersebut dioperatori oleh BP Berau Ltd dengan hak partisipasi sebesar 40,22%. Komposisi hak kelola BP meningkat dari semula 37,16% setelah Talisman keluar dari proyek tersebut.

Kontraktor lainnya yaitu MI Berau B.V sebesar 16,30 persen, CNOOC Muturi Ltd 13,90%, Nippon Oil Exploration (Berau) Ltd 12,23%, KG Berau Petroleum Ltd sebesar 8,56%, KG Wiriagar Petroleum Ltd sebesar 1,44% dan Indonesia Natural Gas Resources Muturi Inc dengan hak kelola 7,35%.

Sejauh ini kontrakto Blok Wiriagar Berau dan Muturi telah membangun Train I dan Train II dengan kapasitas masing-masing 3,8 juta ton per tahun (MTPA). Jika Train III beroperasi, maka total kapasitas pengolahan gas akan mencapai 11,4 juta MTPA.

(Baca: Pemeliharaan Fasilitas Tangguh Train 2 Dijadwalkan Tahun Depan)

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan, Febrina Ratna Iskana
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...