Menhub Sebut Harga Avtur Mahal, Ini Penjelasan Dirut Pertamina
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan harga BBM jenis avtur di Jakarta lebih tinggi sekitar 25 persen dibandingkan harga di Singapura. Namun, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengklaim harga avtur saat ini cukup kompetitif.
Nicke pun menjelaskan Pertamina harus menyalurkan avtur ke seluruh Indonesia. Sedangkan biaya penyaluran avtur cukup tinggi. Hal tersebut berbeda dengan negara tetangga seperti Singapura yang wilayah negaranya tidak seluas Indonesia.
"Kami sadar infrastruktur di Indonesia Timur sulit, dibandingkan negara tetangga yang tidak ada pulau terluar.," kata Nicke dalam acara Pertamina Energy Forum 2019, Selasa (26/11).
Dengan tidak adanya infrastruktur yang memadai, Pertamina memerlukan beberapa moda transportasi untuk menyalurkan avtur. Dari Kilang Cilacap, Pertamina mengunakan kapal laut menuju pelabuhan besar yang ada di wilayah timur Indonesia.
Setelah tiba di pelabuhan besar, avtur akan disimpan dalam Terminal BBM untuk kemudian disalurkan ke pelabuhan kecil menggunakan truk. Dari pelabuhan kecil, avtur diangkut menggunakan kapal menuju kota/kabupaten di Indonesia Timur.
(Baca: Turunkan Harga, Pemerintah Buka Pintu Swasta Pasok Avtur)
Dari pelabuhan kecil, Pertamina menggunakan truk menuju bandara kecil. Hal itu yang membuat biaya disribusi BBM ke Indonesia Timur menjadi kurang ekonomis.
Untuk itu , dia berharap pembangunan infrastruktur di Indonesia Timur dapat dioptimlkan guna menekan biaya. "Kami bangun untuk infrastruktur hilir, salah satunya adalah infrastruktur avtur di Indonesia timur," ujar Nicke.
Berdasarkan data Pertamina pada Februari 2019, harga avtur di Indonesia bagian timur rata-rata di atas Rp 10 ribu/liter. Bahkan harga avtur Bandara Deo (Sorong), Papua untuk jenis Jet A-1 mencapai Rp 11.080/liter (77,4 sen dolar AS/liter). Harga tersebut lebih tinggi 34,9% dari harga avtur di Bandara Soekarno Hatta (Jakarta) Rp 8.210/liter. Berikut grafik Databoks terkait harga avtur di Indonesia Timur :
(Baca: Erick Beri Tenggat Pertamina-Aramco Sepakati Kilang Cilacap Tahun Ini)
Pertamina sebenarnya sudah bisa memproduksi avtur. Perusahaan pelat merah tersebut bahkan tidak lagi mengimpor avtur sejak Maret 2019. "Kami sudah mandiri, kilang-kilang kami sudah upgrade. Jadi avtur bisa kita produksi lebih banyak lagi," katanya.
Sebelumnya, Budi mengatakan harga avtur di Jakarta lebih tinggi sekitar 25% dibandingkan harga pasar di Singapura. Harga itu belum termasuk tambahan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 15%. "Sedangkan di daerah (luar Jakarta) itu lebih mahal," kata Budi.
Untuk itu, pemerintah membuka pintu untuk perusahaan swasta menyediakan avtur mulai awal tahun depan. Pasalnya hanya Pertamina yang saat ini menyalurkan avtur di dalam negeri. Upaya tersebut diharapkan dapat menurunkan harga bahan bakar pesawat yang terlalu mahal.
(Baca: Serap Minyak Domestik, Pertamina Tekan Impor 35% Hingga Agustus)