La Nyalla Mattalitti, Sang Politisi Kontroversial di Kursi Ketua DPD

Hari Widowati
2 Oktober 2019, 13:00
La Nyalla Mattalitti, profil La Nyalla Mattalitti, kontroversi La Nyalla, ketua DPD, mahar politik
ANTARA FOTO/WAHYU PUTRO A
La Nyalla Mahmud Mattaliti terpilih menjadi ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD).

Di tengah konflik PSSI dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), La Nyalla diterpa kasus dugaan korupsi penyelewengan dana hibah Pemerintah Provinsi Jatim 2011-2014. Dana senilai Rp 5,3 miliar diduga disalahgunakan La Nyalla untuk membeli saham perdana PT Bank Jatim Tbk. La Nyalla dipaksa mundur dalam Kongres Luar Biasa PSSI setelah ia ditetapkan oleh Kejaksaan sebagai tersangka pada 16 Maret 2016.

Ia sempat buron selama 63 hari. Ia kembali ke Indonesia setelah dideportasi oleh Pemerintah Singapura. Namun, majelis hakim memvonis bebas dalam keputusan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) pada 27 Desember 2016.

(Baca: La Nyalla Sebut Pimpinan DPD Tak Akan Rangkap Jabatan di MPR)

Heboh Mahar Politik di Pilkada Jatim

La Nyalla kembali menjadi pusat perhatian publik ketika ia maju sebagai calon gubernur di Pemilihan Gubernur Jatim pada 2018 yang didukung oleh Partai Gerindra. Namun, akhirnya Partai Gerindra batal mengusung La Nyalla karena ia dinilai gagal memenuhi sejumlah persyaratan, seperti calon wakil gubernur dan dukungan dari partai lain.

Hal ini memicu konflik antara La Nyalla dan Partai Gerindra serta Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Ia menyatakan dimintai 'mahar' senilai Rp 40 miliar oleh Partai Gerindra untuk maju dalam Pilgub Jatim. Dana tersebut akan digunakan untuk para saksi.

Namun, kemudian ia membantah menyebut nama Prabowo sebagai orang yang meminta mahar politik tersebut. "Saya tidak pernah menyatakan secara langsung bahwa Prabowo memalak saya. Kalimat itu adalah judul dari media," kata La Nyalla dalam suratnya yang dibacakan oleh Djamal Aziz, di acara Indonesia Lawyer Club (ILC).

Akibat perseteruan tersebut, La Nyalla berbalik menjadi pendukung Joko Widodo (Jokowi) pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Seperti diketahui, pada Pilpres 2014 La Nyalla mendukung Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Ia mengaku pernah menebar kabar bohong (hoaks) soal Jokowi di Pilpres 2014. "Saya minta maaf dan mengaku bahwa saya yang sebarkan isu PKI itu, saya yang ngomong Pak Jokowi PKI dan agamanya enggak jelas," kata La Nyalla seperti dikutip Tempo.co.

(Baca: Kisruh Tudingan La Nyalla soal Mahar Politik di Gerindra)

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...