PLTU Suralaya dan Peristiwa Listrik Mati di Jawa

Sorta Tobing
8 Agustus 2019, 17:41
sejarah pltu suralaya, mati listrik, mati lampu, listrik padam, pln
Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Seorang anak perempuan belajar saat listrik mati di kawasan Bekasi, Jawa Barat (4/8).

Asosiasi Produsen Listrik Swasta Indonesia (APLSI), organisasi yang menaungi independent power producer (IPP) sempat memberikan klarifikasi. Penyebab listrik mati bukan karena pembangkit listrik milik swasta. Namun, akibat sistem transmisi dan distribusi serta gardu induk.

"Seluruh pembangkit milik IPP di Pulau Jawa beroperasi seperti biasa. Sehingga pasokan listrik ke sistem distribusi dan transmisi PLN tetap terjamin dengan baik," ujar Ketua Umum APLSI Arthur Simatupang dalam keterangan tertulis pada Senin lalu.

PLTU Suralaya, Tulang Punggung Listrik Jakarta

PLTU Suralaya termasuk pembangkit besar di Indonesia. Kapasitas terpasangnya mencapai 3.400 megawatt atau 18% dari total kapasitas terpasang sistem Jawa-Bali. PLTU terbesar saat ini adalah Paiton dengan kapasitas 4.600 megawatt.

Posisi Suralaya sangat vital, terutama untuk memasok listrik ke Jakarta. Presiden Soeharto meresmikan pembangunan pembangkit ini 34 tahun yang lalu. Namun, pekerjaannya baru tuntas pada 2011. Letak Suralaya sekitar tujuh kilometer arah utara Pelabuhan Merak, Banten. Perusahaan yang mengoperasikannya adalah PT Indonesia Power, anak usaha PLN.

Pembangkit ini sempat dianggap biang kerok pemadaman akhir pekan lalu. Namanya memang kerap terseret dalam peristiwa mati listrik dalam skala besar atau blackout di Tanah Air.

(Baca: Ombudsman Desak PLN Ubah Kompensasi Listrik Mati karena Terlalu Kecil)

Sebelumnya, PLTU Suralaya juga pernah bikin heboh kejadian pemadaman listrik se-Jawa dan Bali pada 18 Agustus 2005. Durasi pemadamannya tidak separah kemarin. Hanya tiga jam. Tapi dampaknya mencakup 120 juta penduduk Indonesia.

Ketika itu, sekitar pukul 08.59 WIB, PLTU Suralaya unit 6 dan 7 berhenti beroperasi. Sistem listrik kekurangan pasokan 1.200 megawatt. PLN lalu menggunakan PLTA Saguling, PLTA Cirata, dan PLTGU Muara Tawar, yang biasanya baru beroperasi saat beban puncak.

Namun, pengoperasian ketiga pembangkit itu menyebabkan daya Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 500 kV jaringan Saguling-Cibinong menjadi membesar. Pukul 10.23 WIB, jaringan terganggu, kemudian listrik pun padam.

(Baca: Infografik: Kacaunya Pulau Jawa Ketika Listrik Padam)

Sebelumnya, gangguan jalur listrik Saguling-Cibinong-Cilegon juga pernah membuat listrik Jawa-Bali mati selama dua hari pada 2002. Kejadian ini sempat disebut oleh Jokowi ketika ia mendengarkan laporan dari Sripeni. Banyak pihak menyebut peristiwa itu sebagai kejadian blackout terparah dalam sejarah Indonesia.

Pada 2009, PLTU Suralaya juga sempat mengalami gangguan. Akibatnya, sebagian wilayah Jakarta, Banten, dan Jawa Barat mengalami mati listrik. Lalu, dari laporan Koran Tempo, pada 1 Desember 2013, trafo pembangkit itu pernah meledak dan membuat Jakarta mengalami pemadaman bergilir.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...