Memastikan Masa Depan Pekerja Migran Indonesia yang Lebih Baik

Image title
Oleh Tim Publikasi Katadata - Tim Publikasi Katadata
5 Juli 2019, 16:27
Tenaga Kerja
Katadata

 

Sementara itu, untuk negara tujuan pekerja migran, dari tahun ke tahun masih relatif sama. Pada 2018, jumlah pekerja migran Indonesia di Malaysia tercatat paling banyak, mencapai 4.446 orang. Diikuti di posisi dua Taiwan dengan 1.329 pekerja. Berikutnya berturut-turut Hong Kong (686 orang), Arab Saudi (428 orang), Singapura (306 orang), Korea Selatan (181 orang), dan Brunei Darussalam (101 orang).

 

Pada tahun 2018, meski persaingan sangat ketat, tercatat ada 76 pekerja migran Indonesia yang bekerja profesional di Jepang. Dengan kerja sama G to G yang semakin erat, angka ini dipastikan semakin bertambah di tahun 2019. Demikian pula dengan di Eropa dan Amerika Serikat, yang masing-masing tercatat sudah ada 7 dan 14 pekerja migran di sana.

 

Berdasarkan perkembangan data di atas, sudah sepantasnya stigma pekerja migran sebagai pekerja tanpa keahlian, kelas rendahan dan berupah murah dihapuskan. Sebab, kondisi kini sudah sangat jauh berbeda.

 

Sekretaris Utama BNP2TKI, Tatang Budie Utama Razak, mengajak seluruh anak negeri mengubah stigma pekerja migran Indonesia. Sebab, pekerja migran bukan tanpa skill sama sekali, melainkan dengan ketrampilan bahkan keahlian yang memadai.

 

Menurut Tatang, saat ini pemerintah daerah telah lebih dilibatkan untuk memberi pelatihan kepada calon pekerja migran serta menjamin ekonomi keluarganya. Keterlibatan Pemda ini terutama dalam pelayanan satu atap (LTSA) serta pogram desa migran produktif (desmigratif).

 

Mengenai kemampuan para pekerja migran ini, Menteri Hanif menjelaskan bahwa peningkatan kompetensi dilakukan melalui pelatihan di balai latihan kerja (BLK) dan program pemagangan dengan menggandeng dunia industri. Karena itu, Kementeriannya menjalin banyak kerja sama dengan industri untuk program pelatihan, sertifikasi, dan fasilitasi penempatan pekerja migran.

 

Dalam lima tahun ke depan, Kemnaker menargetkan 5.000 pekerja migran bisa mengikuti pelatihan berbasis kompetensi dan sertifikasi di lembaga pelatihan kerja pemerintah. Lembaga pelatihan tersebut meliputi Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja (BBPLK) Semarang, Balai Latihan Kerja Dalam dan Luar Negeri (BLKDLN) Provinsi Jawa Tengah, Balai Besar Pengembangan Pasar Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja (BBPPK dan PKK) Lembang, Jawa Barat, dan Unit Pelaksana Teknis Pelatihan Kerja Pertanian, serta Penyiapan dan Pengembangan Tenaga Kerja Luar Negeri (UPT PKPPPTKLN).

 

Kalau dulu calo/sponsor yang mengerahkan, sekarang calon pekerja migran bisa secara mandiri mendatangi pusat layanan migrasi di desa-desa desmigratif dan LTSA. Hal ini dapat dilihat dari data kunjungan calon pekerja migran ke LTSA, yang mayoritas untuk mencari informasi lowongan kerja di luar negeri agar dapat mempersiapkan diri sendiri. Pekerja migran kini lebih giat menyiapkan diri untuk menyongsong masa depan gemilang mereka sendiri. Tak perlu disuruh, didorong, apalagi ditipu.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...