Menperin Targetkan Ekspor Batik dan Tenun Naik 10%

Michael Reily
21 Maret 2019, 03:00
Batik Vi
Katadata/Desy Setyowati
Ilustrasi pameran batik

Kementerian Perdagangan mencatat ekspor batik Indonesia mencapai US$ 52,4 juta atau sekitar Rp 747,4 miliar sepanjang 2018. Sementara itu, nilai ekspor kain tenun ikat baru mencapai US$ 976 ribu atau sekitar Rp 13,91 miliar. Sebagian besar pembuat kain tenun dan batik adalah pengusaha kecil yang tersebar di sentra industri.

Saat ini pusat industri batik di Indonesia sebanyak 101 sentra di Jawa Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta, dan Jawa Barat. Jumlah usahanya mencapai 3.782 unit dan penyerapan tenaga kerja hingga 15.055 orang. Sementara IKM tenun, terdapat 368 sentra dengan jumlah usaha 14.618 unit dan menyerap 57.972 tenaga kerja. Hampir seluruh provinsi di Indonesia memiliki warisan nusantara berupa tenun, baik yang dibuat dengan alat tenun gedogan maupun Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM).

(Baca: Produksi Batik dan Tenun Serap Lebih dari 70 Ribu Tenaga Kerja)

Pameran Adiwastra Nusantara digelar di Jakarta Convention Center (JCC) dengan target transaksi Rp 50 miliar. "Tren nuansa etnik atau tradisi serta gaya hidup kembali ke alam menjadi referensi generasi muda," kata Ketua Panitia Adiwastra Nusantara 2019 Yantie Airlangga di Jakarta, Rabu (13/3).

Menurutnya, minat masyarakat yang meningkat terhadap kain adat bisa mendongkrak penjualan serta penggunaan kain adat, seperti batik, tenun, jumputan, atau sasirangan. Apalagi, Unesco telah menetapkan batik sebagai warisan budaya dunia sejak 2009.

Pameran bakal diikuti 413 stan peserta dari seluruh Indonesia. Panitia pun menetapkan ikon khusus Adiwastra Nusantara seperti Kain Dodotan Solo, Batik Sudagaran Solo, Kain Ulos Kuno, Kain Unggulan Palembang, Pasar Batik Madura, serta Pesona Shibori.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...