Dorong Sektor Jasa, Pemerintah Ajak Universitas Asing Masuk Indonesia

Rizky Alika
13 Februari 2019, 20:39
Pameran Pendidikan
Antara | Andreas Fitri Atmoko
Pengunjung mencari informasi saat acara Edu Fair Budi Utama bertajuk self- Determination di SMA Budi Utama, Yogyakarta, Sabtu (19/1/2019). Pemerintah juga mengajak universitas asing untuk membuka cabang di Indonesia.

Setidaknya, hal tersebut tercermin dari warga Indonesia yang memilih berobat hingga Malaysia. Bahkan, kelas menengah ke bawah juga mulai mencari pengobatan ke negara lain. Akibatnya, devisa dalam negeri kembali semakin terkuras.

Apabila rumah sakit internasional dapat berinvestasi di Indonesia, pelayanan internasional bisa diperoleh masyarakat dengan mudah. Di sisi lain, rumah sakit dapat membuka lapangan kerja baru. 

(Baca topik lain: Penjelasan BPJS Soal Kebijakan Urun Biaya Medis dan Naik Kelas Rawat)

Namun demikian, Thomas mengakui perbaikan maupun relaksasi aturan memerlukan waktu yang luar biasa. Sementara, tambahan devisa saat ini diperlukan guna memperbaiki kinerja neraca pembayaran.

Ia memberikan contoh akan investasi pada sektor aviasi yang telah dibuka bagi investor asing. Dampaknya, jumlah maskapai di Indonesia meningkat dibandingkan sebelumnya yang hanya tiga jenis maskapai. Pilihan masyarakat juga menjadi lebih beragam serta harga penerbangan pesawat lebih menurun.

Ekonom Universitas Indonesia (UI) Faisal Basri pun menyetujui pembukaan sektor pendidikan bagi investor asing. Apalagi, universitas negeri di Indonesia tidak memiliki daya kompetisi lantaran tidak adanya pesaing. Hal serupa terjadi pada rumah sakit. “Mereka ada di comfort zone, pesaingnya kurang,” ujar Faisal.

Dia juga berharap peningkatan sektor jasa dapat dilakukan melalui industri asuransi, yang dianggap masih restriktif dan sulit bersaing. Secara keseluruhan, Faisal memandang sektor jasa perlu diperluas untuk investor asing yang selama ini masih dimonopoli oleh Badan Usaha Milik Negara.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...