Survei: Mahasiswa Khawatirkan Penggunaan Isu SARA saat Pilpres

Dimas Jarot Bayu
1 Februari 2019, 19:02
Kotak Suara TPS KPU
ANTARA FOTO/M Agung Rajasa
Isu SARA dikhawatirkan dapat memicu konflik antarpendukung parpol dan paslon dalam Pemilu 2019.

Selain itu, kebanyakan mahasiswa juga takut isu SARA memperkecil peluang kemenangan kandidat di Pilpres 2019, baik Joko Widodo-Ma'ruf Amin maupun Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Di Jakarta, mahasiswa yang khawatir atas masalah tersebut mencapai 65%.

Sebanyak 12% mahasiswa di Jakarta tidak khawatir isu SARA dapat memperkecil peluang kemenangan kandidat. Sebanyak 23% responden lainnya tidak menjawab.

Mahasiswa di Banten yang khawatir isu SARA dapat memperkecil peluang kemenangan kandidat sebanyak 54%. Sebanyak 29% responden tidak khawatir isu SARA memperkecil peluang kemenangan kandidat. Adapun 17% responden lainnya tidak menjawab.

Di Jawa Barat, mahasiswa yang khawatir isu SARA dapat memperkecil peluang kemenangan kandidat sebanyak 38%. Hanya 9% mahasiswa di Jawa Barat yang tidak khawatir isu SARA memperkecil peluang kemenangan kandidat. Sebanyak 53% responden tidak menjawab.

Menurut Dian, kekhawatiran para mahasiswa atas penggunaan isu SARA hal yang wajar. Sebab, isu SARA memang masih digunakan dalam berbagai kontestasi politik di Indonesia.

Isu SARA sebenarnya tak masalah jika digunakan dalam kerangka yang positif. "Yang saya khawatirkan jika isu SARA ini membuat benturan (di masyarakat)," kata Dian.

Kepala Pusat Penerangan Kemendagri Bahtiar menilai penggunaan isu SARA dalam Pilpres 2019 saat ini masih pada tahap wajar. Isu SARA belum menjadi masalah yang besar. "Kalau itu berubah menjadi konflik, baru itu menjadi persoalan," kata Bahtiar.

Survei yang dilakukan SPD dan FFH ini dilakukan pada medio Desember 2018. Survei dilakukan terhadap 300 responden siswa, mahasiswa, dan pemuda di DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat. Ada pun, survei dilakukan dengan metode purposive sampling dan menggunakan kuesioner.

(Baca: Bareskrim Pelajari Rekomendasi Dewan Pers terkait Indonesia Barokah)

Halaman:
Reporter: Dimas Jarot Bayu
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...