CGV Cinemas Akan Hadir di 20 Lokasi Baru Tahun Ini

Dini Hariyanti
8 Januari 2019, 16:12
Film di Bioskop XXI
Arief Kamaludin | Katadata
Suasana pemutaran film Aruna dan Lidahnya di Jakarta, Kamis, (27/09/2018).

Graha Layar Prima tidak hanya mengandalkan profit dari margin penjualan tiket. Ada pula bisnis makanan dan minuman ringan yang menawarkan margin menggiurkan hingga 60%. Selain pendapatan dari sinema serta food and beverage (F&B), ada pula jasa manajemen maupun acara dan iklan.

Sejauh ini, perseroan mengaku tak khawatir dengan perkembangan teknologi di industri film. Kehadiran layanan digital seperti video on demand diyakini tak menggangu target bisnis ke depan.

"Itu belum menggantikan bioskop sebetulnya. Menariknya, bioskop itu produk leisure. Dan permintaan leisure ini sedang naik. Menonton bioskop tidak hanya menikmati konten film tetapi ada proses berjalan-jalan ke mal," ujar Manael.

(Baca juga: Film Indonesia Terus Tumbuh, Tak Ada Disrupsi untuk Bioskop)

Ketua Gabungan Perusahaan Bioskop Seluruh Indonesia (GPBSI) Djonny Syafruddin mengutarakan pendapat senada. "Tidak usah khawatir soal teknologi karena itu persentasenya kecil sekali. Orang yang tonton film di ponsel juga tetap ke bioskop," ujarnya saat dihubungi secara terpisah.

Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) menargetkan tercapai sejumlah 4.000 layar sinema pada tahun ini. Realisasi sepanjang tahun lalu sekitar 1.681 layar. Porsi unit layar terbanyak dimiliki Cineplex 21 mengoperasikan 1.003 layar, CJ CGV Cinemas 275 layar, dan Cinemaxx 203 layar. Ada pula sekitar 46 layar independen.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...