Jokowi: Intoleransi Sering Terjadi karena Pengaruh Politik
Jokowi khawatir apabila masyarakat terus berkutat dalam kondisi ini, masyarakat akan sulit menghadapi tantangan seperti revolusi industri keempat. Apalagi revolusi terbaru ini menyebabkan lanskap kehidupan masyarakat berubah dan perlu segera direspons. "Jangan sampai perubahan membawa ke dalam intoleransi dan ekstremisme berlebihan," kata dia.
Kongres Indonesia Millennial Movement 2018 diselenggarakan oleh Maarif Institute for Culture and Humanity bertepatan dengan Hari Pahlawan, 10 November lalu. Melalui kongres tersebut, para generasi milenial Indonesia berkomitmen untuk mempromosikan perdamaian, mencegah ekstremisme, serta kekerasan. Deklarasi yang terdiri atas 6 butir sebagai hasil kongres dibacakan di hadapan Presiden pada Senin, 12 November 2018.
Presiden sangat mengapresiasi apa yang sudah dilakukan Maarif Institute dengan kongres yang diselenggarakannya. Dengan peran aktif serupa, Presiden merasa yakin akan lebih banyak pihak yang tergerak untuk membawa negara ini kepada kemajuan.
"Tapi dengan cara-cara yang sejuk, yang baik. Selalu saya sampaikan, marilah kita hijrah dari ujaran-ujaran kebencian pada ujaran-ujaran kebenaran, hijrah dari pesimisme ke optimisme, hijrah dari pola-pola yang konsumtif ke produktif, hijrah dari kegaduhan-kegaduhan ke persatuan dan kerukunan. Karena itulah yang dibutuhkan," ujarnya.
(Baca: Prabowo Klaim 99% Rakyat Hidup Pas-pasan, Jokowi: Angkanya dari Mana?)