Tim Khusus Ekonomi Dinilai Lebih Penting daripada Ekonom Jadi Cawapres

Dimas Jarot Bayu
20 Juli 2018, 20:17
jokowi di asmat
ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
Presiden Joko Widodo menggendong seorang anak saat kunjungan kerja di Distrik Agats, Kabupaten Asmat, Papua, Kamis (12/4/2018).

Daniel pun menilai tim ekonomi yang kuat benar-benar diperlukan Jokowi untuk mengatasi berbagai masalah saat ini. Salah satu masalah tersebut yakni depresiasi rupiah.

(Baca juga: Pilihan Cawapres Jokowi Diperkirakan Tak Buat Koalisi Pecah)

Mengacu pada data Reuters, nilai tukar rupiah berada pada level 14.525 per dolar Amerika pada perdagangan di pasar spot, Jumat (20/7/2018). Artinya, rupiah melemah 0,38% dari penutupan hari sebelumnya.

Daniel mengatakan, depresiasi rupiah bila tak segera ditanggulangi dapat berdampak negatif kepada ekonomi Indonesia. Sebab, saat ini Indonesia saat ini masih cukup tinggi bergantung dengan impor.

Jika hal tersebut tak segera diatasi, dia memprediksi harga-harga komoditas semakin tinggi. Kemudian, kondisi ini akan mempengaruhi daya beli masyarakat.

"Kalau dibiarkan ini akan jadi masalah serius bukan hanya pemerintah, tapi masyarakat," kata Daniel.

Ketua DPP Partai Golkar Eka Sastra menyatakan tak mempermasalahkan figur dari cawapres pendamping Jokowi. Hanya saja, dia menilai cawapres tersebut tetap harus memiliki visi ekonomi yang jelas.

Menurut Eka, cawapres Jokowi nantinya perlu memiliki solusi untuk mendorong proses industrialisasi, penciptaan lapangan kerja, stabilisasi pangan, serta masalah ketersediaan perumahan. Keempat hal tersebut, kata dia, bakal membantu perbaikan ekonomi Indonesia.

"Kita butuh tokoh, orang, dan pemikiran yang memang bisa menyelesaikan masalah ini," kata Eka.

Halaman:
Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...