Rektor Dukung Aksi Pantau Media Sosial Dosen dan Mahasiswa

Dimas Jarot Bayu
12 Juni 2018, 10:57
Medsos media
ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Spanduk kampanye perlawanan terhadap informasi hoaks di Ungaran, Jawa Tengah, (4/2/2017).

IPB, kata Arif, memiliki cara yang tepat dalam menangkal paham ekstremisme dengan pendekatan dialogis. Tugas universitas, lanjutnya, adalah membina para dosen dan mahasiswa yang terindikasi terpapar paham yang mengandung kekerasan.

(Baca juga: Menristek Dikti Minta Kampus Dibersihkan dari HTI).

Arif mengatakan, IPB tak ingin para dosen dan mahasiswa tersebut ditangani dengan tindakan represif karena akan membuat kerja universitas terganggu. "Kampus akan terganggu kalau terjadi gaduh terus dengan pola (represif) seperti itu," kata dia.

Dia pun mengklaim jika saat ini upaya menangkal ekstremisme melalui pendekatan dialogis telah berbuah hasil. Beberapa dosen dan mahasiswa terindikasi yang terpapar paham ekstremisme di IPB sudah mau berubah menjadi lebih baik.

"IPB sudah kondusif dan menurut saya upaya pola dialogis, persuasif itu terbukti efektif dan sekarang sudah relatif bagus," kata Arif.

Sebelumnya, Menristekdikti Mohamad Nasir berencana menelusuri media sosial para dosen dan mahasiswa. Nasir meminta para rektor untuk mendata akun media sosial dosen dan mahasiswa yang ada di perguruan tinggi tersebut dengan bekerja sama bersama BNPT dan BIN.

Nasir mengatakan penelusuran ini untuk mencari rekam jejak dari media sosial mahasiswa terkait. Upaya ini dilakukan juga bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika.

Halaman:
Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...