Beda Sikap soal Cawapres, PKS Klaim Masih Solid dengan Gerindra

Dimas Jarot Bayu
10 April 2018, 09:58
Sudirman Said
ANTARA FOTO/Reno Esnir
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kiri) bersama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kedua kiri), Cagub Jawa Tengah Sudirman Said (kedua kanan) dan Waketum Partai Gerindra Ferry Juliantono.

(Baca juga: Ketum Golkar Beri Sinyal PAN atau Demokrat Akan Dukung Jokowi di 2019)

Peneliti dari The Center for Strategic and International Studies (CSIS) Arya Fernandes menilai pengunduran deklarasi Prabowo terkait belum adanya kesepakatan Gerindra dengan partai koalisi, seperti PKS maupun Partai Amanat Nasional dalam menentukan cawapres.  

 Arya menilai alasan penundaan deklarasi sebagai strategi yang cukup tepat karena belum adanya kesepakatan memungkinkan konstelasi politik dapat berubah.

"Misalnya tiba-tiba PKS dan PAN berubah haluan atau membuat poros ketiga bersama siapa," kata dia.

Selain itu, Arya menilai Prabowo dengan menunda deklarasi setelah pemilihan kepala daerah serentak, maka dapat melihat tren perilaku pemilih ke depannya. Sehingga, Prabowo dapat menyiapkan strategi baru untuk meningkatkan elektabilitasnya.

"Ini memang strategi mengulur waktu sambil mempersiapkan strategi baru, misalnya siapa cawapres atau isu apa yang akan digunakan untuk menarik pemilih," kata dia.

(Baca juga: Luhut dan Prabowo Bertemu, Gerindra: Mereka Sahabat Lama)

Halaman:
Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...