Begini Proses Revolusi Industri 4.0 Diterapkan Perusahaan Skala Besar

Dimas Jarot Bayu
6 April 2018, 11:00
industri 4.0
ANTARA FOTO/Risky Andrianto
Beberapa perusahaan otomotif telah menggunakan teknologi industri 4.0 dalam proses produksi.

"Untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi, profit margin, kualitas, dan keamanan, perusahaan sudah dan akan menerapkan teknologi process control dan digitalisasi," kata Moesa.

(Baca juga: Masih Segelintir Industri Makanan dan Minuman Terapkan Teknologi 4.0)

Produsen cokelat asal Swiss, PT Barry Callebaut, menerapkan teknologi 4.0 dalam menghasilkan bahan baku cokelat yang sebagian besar dipasok untuk Garuda Food. Production Manager PT Barry Callebaut Hardi Iskandar menjelaskan teknologi otomatisasi membuat perusahaannya menghasilkan produk berkualitas secara konsisten.

Otomatisasi dan digitisasi juga membuat pemantauan lebih mudah karena sistem di tiap sektor aktual dan terintegrasi. "Ini sistem data riil yang berguna untuk controlling dan monitoring, sangat memudahkan kami memantau atau untuk melihat apakah proses berjalan konsisten atau tidak," kata Hardi.

Selain itu, perusahaan merasakan dampak efisiensi dengan penggunaan tenaga kerja yang lebih sedikit dalam proses produksi. Salah satu pabrik Barry Callebout yang telah menggunakan teknologi 4.0 di Gresik, Jawa Timur misalnya, hanya memiliki sekitar 50 karyawan. 

"Kami juga bisa menghemat banyak hal, tidak banyak tenaga manusia yang digunakan karena semua sudah dilakukan mesin," kata Hardi.

(Baca juga: Jokowi Tak Percaya Robot Gantikan 800 Juta Pekerja pada 2030)

Penggunaan teknologi 4.0 memang hanya terbatas diimplementasikan perusahaan skala besar, karena memerlukan investasi yang tak sedikit. Perusahaan tekstil dan produk tekstil PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) selama lima tahun terakhir menghabiskan US$ 100 juta dalam menerapkan otomatisasi, robotisasi, dan digitisasi di seluruh lini produksi.

CEO PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) Iwan Setiawan Lukminto mengatakan, keuntungan yang didapatkan dari penerapan teknologi ini tak bisa langsung dirasakan. "Paling tidak kami menghitung (untuk proses) 20 tahun ke depan," kata Iwan.

Investasi jangka panjang ini dinilai diperlukan untuk bisa meningkatkan daya saing global. Saat ini, kompetisi global semakin ketat karena di negara lain juga mulai menggunakan teknologi 4.0.

"Kami harus berinvestasi agar ke depannya dari sisi harga kami bisa berkompetisi dalam skala internasional," kata Iwan.

Halaman:
Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...