Dongkrak Elektabilitas, Jokowi Diusulkan Reshuffle Kabinet Tahun Ini

Dimas Jarot Bayu
13 September 2017, 10:19
Sri Darmin Jokowi
ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
Presiden Joko Widodo bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri BUMN Rini Soemarno, Menko Perekonomian Darmin Nasution dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung membuka Executive Leadership Program bagi direksi BUMN di Istana Negara, Jakarta, 25 Januari 201

Informasi yang diperoleh Katadata, beberapa menteri yang awalnya akan terkena reshuffle, kini posisinya menjadi aman dan kemungkinan besar tidak akan diganti. Penyebabnya, Presiden berubah pikiran karena beberapa pertimbangan.

(Baca: Sinyal Reshuffle Menguat, PDIP "Incar" Kursi Menteri BUMN)

“Ada beberapa menteri yang posisinya menjadi aman, antara lain di bidang ekonomi,” kata sumber tersebut, Jumat pekan lalu (4/8). Hal itu didasari oleh membaiknya sejumlah indikator perekonomian di dalam negeri, antara lain pertumbuhan ekonomi yang ditaksir di atas 5%, stabilnya nilai tukar rupiah, dan kenaikan peringkat kredit Indonesia ke level layak investasi (investment grade).

Selain itu, Presiden secara terbuka juga memuji kinerja para menteri yang mampu menjaga harga bahan pangan selama Ramadan dan menjelang Lebaran pada Juni lalu. Alhasil, laju inflasi bisa dikendalikan di kisaran 3%. “Para menteri (ekonomi) diminta mempertahankan kinerja itu,” kata sumber tersebut.

(Baca: Muliaman, Yahya Staquf, Moeldoko Disebut Bakal Masuk Kabinet)

Padahal, sebelumnya perombakan kabinet jilid IV itu dikabarkan juga menyasar sejumlah jabatan strategis di tim ekonomi, bahkan pucuk pimpinan di Kementerian Koordinator Perekonomian yang kini dijabat oleh Darmin Nasution. Sejumlah usulan nama muncul untuk mengisi posisi itu.

Nama yang santer disebut-sebut adalah Luhut B. Pandjaitan yang kini menjabat Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman. Opsi lainnya adalah merotasi Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjadi Menko Perekonomian.

Pos di bidang ekonomi yang juga dikabarkan terkena reshuffle adalah Menteri BUMN. Informasinya, Rini Soemarno akan digeser ke pos lain yaitu Kepala Kantor Staf Presiden (KSP). Alasannya, hubungan Rini dengan partai utama pendukung pemerintah yaitu PDI Perjuangan, tidak harmonis.

Calon kuat pengganti Rini adalah Ignasius Jonan, yang kini menjabat Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Alhasil, kursi yang ditinggalkan Jonan akan ditempati Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar.

Selain itu, beredar juga dua nama menteri yang akan digeser untuk menduduki kursi Menteri BUMN. Mereka adalah Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Menteri Desa, PDT, dan Transmigrasi yang juga politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Eko Putro Sandjojo.

Namun, kabar terakhir, Rini akan tetap bertahan di kursi Menteri BUMN. “Posisi Rini ternyata cukup kuat dan sepertinya tidak akan digeser,” kata sumber tersebut. Hingga kini, Rini enggan menganggapi perihal kabar mengenai perombakan kabinet.

Sedangkan pihak Istana juga masih irit mengomentari kabar reshuffle. Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki pernah mengatakan, jika ada reshuffle kabinet maka setiap pembantu presiden harus siap diganti posisinya. Namun, dia mengaku hingga kini tak ada pembicaraan dengan Presiden terkait hal tersebut.

Halaman:
Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...