Exxon Diklaim Sanggupi Syarat Pemerintah Garap Blok East Natuna

Miftah Ardhian
6 Januari 2017, 18:43
Luhut
Arief Kamaludin (Katadata)

Erwin menjelaskan, para pemimpin induk perusahaan Exxon ini akan datang dari Amerika Serikat dalam waktu dekat. Namun, Erwin enggan menjelaskan lebih lanjut terkait tujuan kedatangan para pimpinanya ini. Yang jelas, mereka akan melakukan safari ke pejabat-pejabat pemerintahan terkait.

(Baca juga:  SKK Migas Setujui 51 Pengembangan Lapangan Tahun Ini)

Sebelumnya, Senior Vice President Upstream Strategic Planning and Operation Evaluation Pertamina Meidawati mengatakan, penandatanganan kontrak belum bisa terlaksana karena saat ini konsorium masih mengkaji teknik dan pemasaran (TMR)  dari hasil gas yang diproduksinya. Kajian ini untuk meminimalkan risiko dalam mengelola ladang gas tersebut.

Jadi, menurut Meida, para anggota konsorsium belum bisa menandatangani kontrak bagi hasil PSC East Natuna selama kajiannya belum rampung. "Belum bisa tanda tangan dalam waktu dekat, masih perlu pembahasan lebih lanjut antara konsorsium dan ESDM," kata dia kepada Katadata, beberapa hari lalu.

Selain itu, konsorsium juga masih membahas besaran porsi bagi hasil (split) yang akan diperoleh. Alhasil, penandatanganan PSC Blok East Natuna ditargetkan paling lambat pada kuartal IV tahun ini.

(Baca juga:  Melawat ke Jepang, Luhut Tawarkan Enam Proyek)

Sebagai informasi, potensi minyak di Blok East Natuna mencapai 36 juta barel (MMBO). Sedangkan volume gas di tempat yang ada di Blok East Natuna (OGIP) mencapai 222 triliun kaki kubik (tcf). Meski memiliki kandungan karbondioksida (CO2) hingga 72 persen, cadangan gas yang ada di Blok East Natuna masih bisa mencapai 46 tcf.

Halaman:
Reporter: Miftah Ardhian
Editor: Pingit Aria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...