Pemerintah Uji Coba Penjualan Elpiji 3 Kg Tanpa Uang Tunai

Anggita Rezki Amelia
12 Juli 2016, 19:01
Elpiji pertamina
Arief Kamaludin|KATADATA

Selain itu, pemerintah juga akan mengalihkan penggunakan Elpiji ke gas alam, dengan membangun jaringan gas perkotaan. Dengan infrastruktur ini, masyarakat bisa mendapatkan gas dengan harga murah tanpa perlu disubsidi pemerintah.

Kementerian ESDM mencatat konsumsi Elpiji 3 Kg terus meningkat tiap tahunnya. Sejak Tahun 2007 hingga 2015 tercatat gas hasil olahan minyak bumi ini mencapai 27,1 juta metrik ton. Tahun lalu volume konsumsinya mencapai 5,56 juta metrik ton.

Sebenarnya penerapan subsidi elpiji 3 Kg yang dilakukan pemerintah untuk mengurangi penggunaan Minyak Tanah (kerosene). Program konversi Minyak Tanah ke Elpiji telah berhasil menghemat pengeluaran negara untuk membayar subsidi. Sejak 2009 hingga tahun lalu, jumlah penghematannya mencapai Rp 189 triliun.

Masalahnya sekitar 40 persen kebutuhan Elpiji nasional saat ini harus diimpor, mengingat keterbatasan kapasitas kilang yang ada di dalam negeri. Produksi dari fasilitas Residual Fluid Catalytic Cracking (RFCC) Kilang Cilacap sebesar 1.066 ton per hari. Sementara kilang Mundu bisa memproduksi 100 ton per hari, dan Kilang TPPI Tuban 408 ton per hari. (Baca: Akhir Tahun, ConocoPhillips Setop Produksi Elpiji)

Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro pernah mengatakan harga Elpiji bersubsidi yang dijual di Indonesia, cukup murah. Lebih rendah dibandingkan tiga negara lain di Asia. Harga di Indonesia hanya Rp 4.250 per kg. Sedangkan di India, Thailand, dan Malaysia yang harganya di atas Rp 5.000 per kg.

Bukan hanya yang bersubsidi, Pertamina juga mengklaim harga Elpiji nonsubsidi di Indonesia lebih murah dari China, Korea Selatan, Jepang, dan Filipina. Harga LPG nonsubsidi baik yang berkapasitas 5,5 kg dan 12 kg berkisar antara Rp 7.400 – Rp 10.000 per kg. 

Sementara harga di empat negara tersebut berkisar Rp 12.000 – Rp 24.000 per kg. Dari data World LP Gas Association (WLPGA) yang dikutip Wianda, Filipina ternyata memimpin harga LPG nonsubsidi paling mahal dari negara-negara yang lain. (Baca: Pertamina Klaim Harga LPG Subsidi Paling Murah di Asia)

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...