Pertamina Minta Pemerintah Tanggung Selisih Harga Gas Tiung Biru

Anggita Rezki Amelia
23 Juni 2016, 18:08
pipa gas Pertamina
Arief Kamaludin|KATADATA
Pipa gas Pertamina

Jika harus menunggu hingga 2021, Adriansyah mengatakan, Pertamina akan menanggung kerugian selama dua tahun. “Kami beri mereka opsi untuk ambil gas Tiung Biru sekarang atau gas dari lapangan lain di Blok cepu yang akan kita kembangkan setelahnya,” ujar dia. (Baca: Pengembangan Lapangan Jambaran Disetujui, Negara Bisa Terima Rp 80 Triliun)

Opsi tersebut sebenarnya menyalahi perjanjian jual-beli yang sudah disepakati. Dalam perjanjian tersebut, kalau Pupuk Kujang tidak mampu menyerap gas Tiung Biru maka Pertamina bersedia menjadi swing buyer atau menyerap alokasi Pupuk Kujang.

Masalahnya, jika Pertamina harus menyerap alokasi tersebut, maka ada beberapa kendala yang dihadapi. Harga minyak yang terus turun membuat harga gas Tiung Biru menjadi kurang kompetitif. Kondisi ini mengakibatkan Pertamina sebagai induk perusahaan Pertamina EP tidak  bersedia menjadi swing buyer. “Bahkan Pertamina meminta meninjau ulang lagi harganya,” ujar Adriansyah.

Kondisi tersebut sudah pernah dibicarakan dengan pemerintah. “Kami cuma diminta untuk mencoba optimisasi belanja modal, dengan harapan Pertamina Persero bisa menjadi swing buyer lagi,” ujar dia. (Baca: Dua Opsi Penyelesaian Jual-Beli Gas Tiung Biru di Blok Cepu)

Direktur Pembinaan Program Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Agus Cahyono mengatakan, sampai saat ini pemerintah terus mencari jalan keluar persoalan tersebut. “Jambaran Tiung Biru sedang dalam proses pembahasan intensif. Setelah ada putusan akan segera diumumkan,” ujar dia.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...