Jebakan Minyak Murah, Pemerintah Dukung Proyek Energi Baru Rp 47 T

Yura Syahrul
11 Februari 2016, 17:30
Forum energi baru
Katadata
Forum Bali Clean Energy Forum 2016 di Nusa Dua, Bali, 11-12 Februari 2016. (Arnold Sirait | KATADATA)

(Baca: BPPT Pesimistis Target Bauran Energi Baru Terbarukan Tercapai)

Pemerintah juga telah menunjuk Provinsi Bali sebagai wilayah percontohan pengembangan energi baru terbarukan di Indonesia. Pertimbangannya, Bali sering menjadi destinasi para pelancong di berbagai negara. Dalam kesempatan yang sama, Gubernur Provinsi Bali I Made Mangkupastika menargetkan pada 2019 ke penggunaan energi terbarukan di Bali bisa mencapai 100 persen.

Sedangkan Wakil Presiden Jusuf Kalla mengingatkan, pengembangan energi terbarukan tetap harus sesuai dengan kondisi di Indonesia. “Karena berada di daerah tropis bisa mengembangkan energi dari tenaga surya atau bisa mengembangkan panas bumi karena banyak gunung berapi,” katanya. Pemerintah juga menyiapkan beberapa insentif. Salah satunya adalah melalui dana ketahanan energi yang masih dibahas pemerintah dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

(Baca: Maju Mundur di Balik Keputusan Menunda Pungutan Dana Energi)

Meski saat ini lebih murah menggunakan batubara, dalam jangka panjang biaya untuk pemulihan lingkungan akan lebih besar. Sedangkan harga minyak yang murah juga jangan dijadikan alasan untuk tidak mengembangkan energi terbarukan. Pasalnya, Kalla memperkirakan harga minyak murah saat ini hanya berlangsung sementara.

Sementara itu, Direktur Eksekutif IEA Fatih Birol sangat mendukung langkah pemerintah Indonesia. Dia juga sependapat dengan Kalla bahwa fenomena anjloknya harga minyak dunia hanya sementara. Untuk itu, perlu dipikirkan lagi kebijakan energi jangka panjang. “Salah satunya adalah memperbaiki efisiensi penggunaan energi seperti pendingin ruangan,” katanya.

Halaman:
Reporter: Arnold Sirait
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...