BUMN Lintas Sektoral Bersinergi Garap Proyek Infrastruktur Energi

Arnold Sirait
5 Februari 2016, 21:51
Jaringan gas rumah tangga
Arief Kamaludin | Katadata

(Baca: Pemerintah Yakin Sinergi BUMN Mampu Menghadapi MEA)

Tapi, menurut Teguh, kerjasama antar-BUMN sudah memiliki dasar hukum yang kuat. Salah satunya diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah 79 tahun 2015 tentang penyelenggaraan jasa dan konstruksi. Selain itu, adanya peraturan presiden dan instruksi presiden mengenai proyek-rpyek strategis. “Sebetulnya untuk pengadaan barang dan jasa seperti itu bisa ditunjuk langsung BUMN, tidak perlu diadakan lelang,” ujar dia.

Kementerian ESDM telah meneken proyek energi senilai Rp 543,54 miliar. Penandatanganan ini dilakukan dua kali. Pertama pada 14 Januari 2016 dengan jumlah 198 paket kontrak senilai Rp 407 miliar. Paket kedua diteken 2 Februari 2016 hanya 36 paket senilai Rp 136,65 miliar.

Dari Rp 136,65 miliar rinciannya sebagai berikut. Pertama, untuk konstruksi yang terdiri atas tiga paket kontrak senilai Rp 48,34 miliar. Kedua, untuk pengadaan barang sebanyak 16 paket dengan nilai kontrak Rp 42,05 miliar. Ketiga, untuk jasa lainnya sebanyak delapan paket dengan nilai kontrak Rp 6,76 miliar. Keempat, untuk konsultan sebanyak sembilan paket dengan nilai kontrak Rp 38,91 miliar.

Sementara anggaran Kementerian ESDM untuk 2016 sudah ditetapkan sebesar Rp 8,6 triliun. Dari jumlah itu, lebih dari separuhnya yakni Rp 4,32 triliun untuk  belanja barang. Sementara belanja modal sebesar Rp 2,64 triliun, belanja pegawai Rp 834,5 miliar dan Rp 756,7 miliar berupa output cadangan. (Baca: Pemerintah Siapkan Rp 1,9 Triliun Bangun Enam Infrastruktur Hilir)

Dari total anggaran tersebut, Kementerian ESDM akan menggelontorkan sekitar Rp 1,9 triliun untuk pembangunan infrastruktur hilir minyak dan gas bumi. Rinciannya untuk pembangunan jaringan distribusi gas bumi untuk rumah tangga sebesar Rp 1,33 triliun, pembangunan stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG) mencapai Rp 255,63 miliar, konversi Bahan Bakar Minyak (BBM) ke Bahan Bakar Gas (BBG) untuk nelayan dibutuhkan Rp 80 miliar, konversi BBM ke BBG untuk kendaraan sebesar Rp 31 miliar, pembangunan kilang gas alam cair (LNG) dan gas alam terkompresi (LCNG Station) memakan dana Rp 42,8 miliar, konstruksi tangki penyimpanan Elpiji mencapai Rp 127,45 miliar dan konstruksi tangki penyimpanan BBM yang akan dibangun sebesar  Rp 82,58 miliar.

Halaman:
Reporter: Anggita Rezki Amelia
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...