Harga Minyak Anjlok, Pemerintah Akan Revisi Asumsi APBN

Arnold Sirait
22 Januari 2016, 20:38
Kementerian ESDM
Arief Kamaludin|KATADATA
Kementerian ESDM

Alasannya tren penurunan harga minyak dunia dunia masih berlanjut dan harganya kemungkinan bisa lebih rendah dari saat ini, yakni di bawah US$ 30 per barel. Bahkan, kata Inas, dalam tiga bulan ke depan harga minyak bisa menyentuh level US$ 25 per barel.

Perhitungan ini mengacu pada kondisi sekarang, di mana negara produsen minyak belum mau menurunkan produksi minyaknya, sehingga suplai masih melimpah. Sementara permintaan tidak banyak berubah karena perekonomian global belum membaik.

Sementara untuk target lifting minyak dan gas, Inas belum bisa memperkirakan berapa angka yang realistis tahun ini. Dia hanya menyebut dengan harga minyak rendah, target lifting pun harus diturunkan. “Saya kira juga akan turun,”  kata dia kepada Katadata, Jumat (22/1). (Baca : Meleset Lagi, 11 Tahun Target Lifting Tidak Tercapai)

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) juga menganggap target lifting yang tercantum di APBN 2016 tidak realistis lagi. Karena angkanya lebih rendah dari rencana kerja dan anggaran (WP&B) dari kontraktor kontrak kerja sama (KKKS). 

Berdasarkan WP&B 2016, lifting minyak hanya akan mencapai 827.000 barel per hari (bph). Untuk lifting gas diperkirakan akan mencapai 6256,08 juta kaki kubik (mmscfd). Sementara dalam APBN 2016, lifting minyak ditargetkan 830.000 bph dan lifting gas ditargetkan 6470 mmscfd. "Target lifting APBN Perubahan ditentukan nanti pada Rapat Kerja Komisi VII DPR dengan Menteri ESDM, biasanya bersamaan dengan dalam pembahasan asumsi makro lainnya," kata Deputi Pengendalian dan Operasi SKK Migas Muliawan.

Halaman:
Reporter: Anggita Rezki Amelia
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...