Pengusaha Pilih Sanksi Bagi Pelanggar Protokol Kesehatan Daripada PSBB

Image title
15 Juli 2020, 16:45
sanksi pelanggar protokol kesehatan, pengusaha, pengetatan psbb
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/foc.
Warga tidak menggunakan masker secara benar saat berolahraga pada Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) atau Car Free Day (CFD) di Jalan Inspeksi BKT, Jakarta, Minggu (12/7/2020).

Kebijakan ini supaya pemerintah tak mengambil kebijakan pengetatan PSBB. Setelah itu pengawasan pun harus ditingkatkan. Sebab, dengan adanya subsidi alat pelindung diri (APD) membuat masyarakat tak memiliki alasan untuk tidak menjalankan protokol kesehatan dengan disiplin.

"Misalnya satu orang diberi tiga buah face shield sama maskernya, katakanlah harganya Rp 120.000 diberikan supaya aman bagi seluruh pekerja di Indonesia yang jumlahnya ada 100 juta orang dalam bentuk barang itu nilainya baru Rp 12 triliun, bahkan lebih rendah dari program Kartu Prakerja yang mencapai Rp 20 triliun," kata dia.

Sebelumnya, Anies Baswedan mengancam untuk memperketat kembali PSBB pada Minggu (12/7) lalu. Hal ini lantaran kasus baru corona di Ibu Kota terus melonjak, dengan positivity rate atau angka rata-rata kasus positif corona dari jumlah pemeriksaan spesimen meningkat drastis hingga 10,5%.

(Baca: Fase Rawan Baru bagi Bisnis di Kala Pandemi Corona Makin Memburuk)

Pada Minggu jumlah kasus baru corona di Ibu Kota bertambah 404 orang, rekor tertinggi tambahan harian, serta merupakan angka tertinggi selama masa transisi diterapkan. Kondisi diperburuk lantaran 66% orang yang terpapar merupakan orang tanpa gejala atau OTG sehingga sulit dilacak.

"Hari ini (Minggu) Jakarta mengalami lonjakan kasus tertinggi, saya ingatkan pada semua warga jangan sampai situasi ini jalan terus sehingga kami harus menarik rem darurat atau emergency break policy," kata Anies dalam video yang diunggah akun YouTube resmi Pemprov DKI Jakarta, Minggu (12/7). 

Anies menambahkan bila pengereman terpaksa dilakukan maka kegiatan akan kembali ke rumah. Akibatnya kegiatan ekonomi,  agama dan sosial terhenti. "Kita semua yang akan merasakan kerepotannya," kata dia.

(Baca: Pengusaha Proyeksi Industri Tekstil Pulih pada Akhir 2021)

Halaman:
Reporter: Tri Kurnia Yunianto
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...