Dua Kerugian Jokowi jika Tidak Reshuffle Kabinet di Mata Pengamat

Ameidyo Daud Nasution
16 Juli 2020, 12:32
Presiden Joko Widodo memberikan pengarahan saat penyerahan bantuan modal kerja di Istana Bogor, Jawa Barat, Rabu (15/7/2020). Presiden kembali menyerahkan bantuan kepada para pedagang kaki lima, keliling, rumahan hingga pedagang asongan masing-masing sebe
ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/POOL/foc.
Presiden Joko Widodo saat penyerahan bantuan modal kerja di Istana Bogor, Jawa Barat, Rabu (15/7/2020). Pengamat politik Burhanudin Muhtadi (16/7) menganggap Jokowi akan merugi jika tidak merombak kabinet.

Burhanuddin mengatakan hal ini merupakan bentuk ketidakpercayaan publik terhadap kinerja para menteri. Bahkan kepercayaan terhadap Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto hanya 20%. “Ini jadi semacam respons awal yang sangat buruk kemudian yang dilakukan pemerintah dianggap salah,” katanya.

Dia menjelaskan bahwa belakangan pemerintah memilih fokus untuk menangani ekonomi ketimbang kesehatan demi memulihkan kepercayaan masyarakat.  Jika isu ini dapat ditangani, maka dampak politik dari pandemi bisa ditekan.

“Kalau tidak efeknya luar biasa, trust terhadap demokrasi turun di bawah 50%. Ekonomi buruk, masyarakat jadi memiliki imajinasi lain,” kata Burhanuddin.

Jokowi sebelumnya menyampaikan kekesalannya kepada para menteri lantaran tidak ada perkembangan signifikan dalam penanganan krisis yang terjadi akibat pandemi corona.  Dia lantas mengancam akan membubarkan lembaga atau reshuffle kabinet. "Sudah kepikiran kemana-mana saya. Kalau memang diperlukan karena memang suasana (senses of crisis) ini harus ada,” katanya beberapa waktu lalu.

(Baca: Jokowi Kembali Tegur Menteri agar Kerja Keras dan Cepat saat Krisis)

Halaman:
Reporter: Rizky Alika
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...